Selasa, 03 Mei 2011

ARSITEKTUR DAULAH USTMANI

BAB I
PENDAHULUAN
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR ISLAM PADA MASA DAULAH UTSMANIAH

Sejarah umat Islam merupakan sebuah rangkaian cerita yang sangat kompleks dan sempurna.Rangkaian-rangkaian cerita tersebut dimulai dari sejak zaman Rasulullah , para sahabat, tabiin dan tabi’at, hingga ke masa modern saat ini.Seluruh aspek kehidupan yang adapun termaktub kedalam rangkaian cerita tersebut.Termasuk tentang sejarah dan perkembangan arsitektur daulah usmaniah.
Dalam sejarah, daulah Usmaniah merupakan sebuah dinasti yang awal mulanya berasal kabilah Oghuz dari keluarga Qabey. Cikal bakal berdirinya daulah Usmani bermula dari kabilah Arthogrol yang kemudian pada tahun 1258, mereka dikarunia seorang anak yang bernama Usman.Maka oleh ayahnya, Usman kemudian dididik dan dilatih untuk menjadi seorang yang gagah berani.Hingga akhirnya Usman kemudian mendapatkan kekuasaan dari seorang Sultan untuk memimpin sebuah wilayah yang kemudian ia beri nama Kesultanan Usmani .
Berdasarkan sejarahnya, Daulah Usmani merupakan salah satu daulah yang sangat berperan penting dalam sejarah umat Islam.Selain berperan dalam segi perluasan wilayah Islam, daulah Usmani ketika itupun ikut turut andil pula dalam pengembangan kebudayaan.Termasuk seni arsitekturnya.Pertanyaanya kemudian ialah, bagaimanakah sebenarnya sejarah dan perkembangan arsitektur pada masa daulah Usmani? Dan seperti apa corak seni arsitektur pada masa daulah Usmani tersebut?Untuk menjawab pertanyaan tersebut,maka pembahasan mengenai sejarah dan perkembangan arsitektur pada daulah Usmani ini sangat urgen untuk dibahas.



BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR PADA MASA DAULAH UTSMANIAH

A.Sejarah Daulah Usmaniah
Daulah Usmani ialah salah satu daulah yang dianggap penting dalam sejarah perkembangan Islam didunia.Daulah Usmani muncul sejak tahun 1299 hingga tahun 1924 dengan system pemerintahannya yang berbentuk monarki.Kedaulahan Usmani ialah sebuah dinasti yang namanya diambil dari nama pendirinya sendiri, yakni Usman, putra dari Arthogrol keturunan kabilah Oghuz atau biasa disebut al ghaz al turki, yakni bangsa Badui yang gemar berperang. Maka dengan kepiawaian Usman dalam memimpin perang, daulah ini kemudian banyak membantu perluasan daerah kekuasaan Islam.
Daulah Usmani muncul setelah khilafah Abbasyiah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol.Karena kekuatan politik Islam yang mulai lemah dan wilayah kekuasaannya yang juga terpecah-pecah akibat serangan tersebut, maka tersebutlah awal cikal bakal berdirinya daulah ini. A’tha Bey dalam bukunya “Khawathir fil Islam “ menjelaskan bahwa sewaktu bangsa Tatar menghancurkan dunia Islam dengan tiada satupun yang dibiarkannya hidup,tampil sebuah kabilah dari Asia Tengah,terkenal paling mulia, termasyhur paling gagah berani dari bangsa Turki. Maka dengan beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam yang ada, maka kedaulahan ini berusaha untuk membentuk system peradaban Islam yang baru dibawah kepemimpinan Usman.
Ketika Daulah Usmani berkuasa, maka setapak demi setapak wilayah kerajaan Islam dapat diperluasnya. Dimulai dengan memperbaiki system pemerintahan, berangsur-angsur kekuasaan mulai merambah kesegenap wilayah. Kekuatan militer yang tangguh dan ekonomi yang mapan membawa korelasi tersendiri dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa ini.
Daulah Usmani berhasil memperluas wilayah hingga ke segenap wilayah. Adapun wilayah yang berhasil dikuasai oleh Daulah Usmani antara lain yaitu Romawi, Byzantium, Persia, Andalusia, dan lain-lainya. Maka dengan adanya perkembangan wilayah kekuasaan inilah yang kemudian menyebabkan persentuhan kebudayaan Islam pada daulah Usmani dengan kebudayaan pada wilayah-wilayah yang berhasil dikuasai.Termasuk didalamnya yaitu persentuhan seni arsitektur yang berkembang pada kedaulahan ini.
Selama daulah Usmaniah berdiri, kepemimpinannya terbagi atas beberapa periode, antara lain yaitu :
1. Periode Usman I , ia mengumumkan dirinya sebagai padisyah ( raja ) pada tahun 1299. Pada tahun 1300, Usman pelan-pelan dapat memperluas kerajaannya. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Brossa pada tahun 1317. Pada tahun 1326 M Kota Brossa dijadikan sebagai ibukota kerajaan.
2. Periode Orkhan , Pada tahun 1326 – 1359 M.Usman digantikan oleh Orkhan, pada masa pemerintahannya Turki Usmani dapat menaklukkan Azmir, Thawasyanli, Uskandar, Ankara, dan Gallipoli.
3. Periode Murad I , ia adalah pengganti penguasa sebelumnya yang memegang tampuk kekuasaan sejak 1359 - 1389.Adapun daerah-daerah yang berhasil ia kuasai antara lain yaitu : Adrianopel,Macedonia, Sopia, Salonia,Yunani bagian utara.
4. Periode Bayazid I ( 1389-1402 M ), Ia diberi gelar “Yaldrum “ yang berarti kilat. Pada periode ini, Pada tahun 1403 Kerajaan Turki Usmani sempat mengalami kekalahan dengan kesultanan Mongol yang dipimpin oleh Timur Lenk. Namun, setelah sultan Timur Lenk meninggal (1405), Kesultanan Mongol dipecah dan dibagi-bagi oleh putranya. Kemudian kondisi ini dimanfaatkan oleh penguasa Turki Usmani untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mongol. Namun pada saat itu juga terjadi perselisihan antara putra-putranya Bayasid (Muhammad , Isa, Sulaiman). Namun akhirnya Muhammad dapat mengalahkan sudaranya. Kemudian Muhammad mengadakan perbaikan dan meletakkan dasar keamanan dalam negri.
5. Periode Muhammad I ( 1421 M ) , namanya ialah Muhammad Jalby.Dibawah kepemimpinannya, ia berhasil menyatukan beberapa negara yang awalnya memisahkan diri.Selain itu,ia juga berhasil menaklukkan Konstatinnovel.Maka pada masa inilah daulah Usmaniah mencapai puncak kemajuannya hingga 1484 M.
6. Murad II ( 1421-1451 ).Ia merupakan penerus ussaha Muhammad I dalam mengadakan dan meletakkan dasar-dasar keamanan daulah Usmaniah.
7. Muhammad II ( 1451-1484 M ).Ia biasa disebut Muhammad al Fatih.Ia berhasil mengalahkan dan menaklukkan Bizantium dan konstatinopel.
8. Periode Sultan Salim I ( 1512 M ), ketika Sultan Salim I naik tahta, ia mengalihkan perhatian kearah timur dengan menaklukkan Persia, Siria, dan Dinasti Mamalik di Mesir.
9. Periode Sultan Sulaiman ( 1520-1566 M ) , Sulaiman menganggap seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani merupakan objek yang menggoda hatinya. Kemudian Sulaiman berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodes, Tunis, Budapest dan Yaman.

Selama beberapa periode kepemimpinan Daulah Usmaniah tersebut, dapat dilihat bahwa perluasan daerah kekuasaan Islam sudah semakin berkembang. Namun setelah kepemimpinan periode terakhir, setelah sultan Sulaiman wafat, daulah usmani perlahan-lahan mundur.Hal ini dikarenakan Kemudian setelah Sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan diantara putra-putranya. Selain itu, menurut analisa penulis, factor-faktor lain yang menyebabkan kerajaan Usmani hancur, diantaranya ialah:


a. Kemorosotan ekonomi
Kemerosotan ekonomi ini disebabkan perang yang berkepanjangan yang dilakukan oleh kedaulahan Usmaniah dalam menaklukkan negara-negara jajahan, sehingga banyak uang Negara yang terkuras, sementara belanja Negara sangat besar untuk membiayai perang.
b. Wilayah kekuasaan yang sangat luas
Terlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani sangat sulit untuk dikontrol. Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas, sehinga mereka terlibat perang terus menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya dapat digunakan untuk membangun Negara.
c. Perebutan Kekuasaan
Setelah Sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan diantara putra-putranya. Hal itu pula lah yang menyebabkan Kerajaan Turki Usmani mulai mundur akibat mereka saling berebut untuk menjadi penguasa.

B.Perkembangan Arsitektur Islam Dinasti Usmaniah
Kerajaan Usmani semakin memantapkan kedudukannya pada masa Sulaiman al Qanuni “ pembuat Undang-Undang” (1520-1566 M), sehingga pada masanya wilayah kekuasaan Usmani semakin berkembang pesat. Wilayahnya mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis dan Al Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa. Untuk mengatur pemerintahan Negara disusunlah sebuah kitab undang-undang (qanun) yang diberi nama Multaqa al –Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke 19. Sebab itulah Sultan Sulaiman diberi gelar “al Qanuni.”
Dalam bidang pembangunan , Turki Usmani ini lebih memfokuskan kepada bidang politik , kemiliteran dan arsitektur. Bidang politik maksudnya adalah perluasan daerah seperti di atas. Bidang Militer adalah terbentuknya kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah Negara Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat. Sedangkan bidang arsitektur ialah seni dalam merncang bangunan. Misalnya bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah sakit,villa, makam, jembatan dan masjid-masjid.
Pada masa Bayazid II, daulah Usmani memiliki seorang laksamana,Ia adalah Khairudin Pasya, dikenal dengan julukan “ Barberossa” yang artinya Si janggut merah.Ia adalah seorang pemimpin bajak laut yang kemudian diangkat menjadi armada ( tentara kelautan ) bangsa Usmani.Maka kemudian,untuk mengenang kemenangan-kemenangan yang diperoleh olehnya maka pada 1550 M, Sultan banyak membangunkan bangunan masjid sebagai peringatan.
Selain itu,adapun pada masa Sulaiman, banyak pula dibangun infrastruktur umum bagi bangsa Usmani.Antara lain ialah 81 buah masjid besar, 52 buah masjid kecil, 55 buah madrasah, 7 buah bangunan asrama Quran, 5 buah takiyah ( tempat bagi kaum fakir-miskin), 3 buah Rumah Sakit, 7 buah surau, 7 buah jembatan, 33 buah Istana, 18 buah pesanggrahan, 5 buah museum, 33 buah pemandian umum, dan 19 buah gubah.
Pada masa Usmaniah, perkembangan seni arsitektur dipengaruhi oleh asimilasi kebudayaan local dengan kebudayaan Romawi dan Bizantium.Dalam pelaksanaan pembangunannya, pemerintahan Usmani banyak mengikutsertakan para arsitek dari Romawi dan Bizantium untuk membangun. Namun demikian, walau ada campurtangan dari para arsitek tersebut, warna dan nilai arsitektur yang dibangun tetaplah dikemas dalam nilai-nilai Islam. Arsitektur masjid pada masa daulah Usmani dihiasi dengan kaligrafi-kaligrafi yang indah.Sehingga nuansa dan misi keislaman pada masa ini akan nampak secara jelas dan signifikan.






C.Corak Seni Arsitektur Islam Dinasti Usmaniah
Kata arsitektur merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani, yakni architekton , yang berarti berdiri stabil dan kokoh.Dan secara istilah, arsitektur dapat dipahami sebagai seni untuk merancang serta membuat kontruksi bangunan. Dan pada tiap-tiap negara pasti memiliki corak tersendiri dalam bidang arsitektur.
Adapun kedaulah Usmani,corak-corak arsitekturnya dapat dilihat pada bangunan-bangunan arsitektur sebagai berikut :

1.Arsitektur Masjid
Masjid - masjid di Turki Usmani memperlihatkan coraknya tersendiri. Pembangunan - pembangunan yang dilakukan dizaman ini meliputi 3 bentuk (corak), yaitu :
1. Mengembangkan konsep mesjid asli Arab, dengan lapangan terbuka di bagian tengahnya.
2. Mengembangkan konsep masjid madrasah dan berkubah
3. Mengembangkan konsep baru setelah berkenalan dengan kebudayaan Barat, yaitu ialah ketika orang-orang Turki memperluas kekuasaannya atas dasar kepentingan ekonomi dan militer pada abad ke-11, mereka akhirnya bisa menguasai Bizantium. Saat kebudayaan Islam bersentuhan dengan Bizantium (Konstantinopel), maka arsitektur Islam juga menimba teknik dan bentuk arsitektur Romawi dan Bizantium.
Berikut ini contoh corak arsitektur beberapa masjid pada masa Usmani :

a.Masjid Aya Sophia
Dulunya ia adalah sebuah masjid yang berasal dari sebuah gereja yang bernama Haghia Sopia yang dibangun pada masa Kaisar Justinianus (penguasa Bizantium), tahun 558 M. Arsitek Gereja Hagia Sophia ini adalah Anthemios dari Tralles dan Isidorus dari Miletus.Berkat tangan Anthemios dan Isidorus, bangunan Hagia Sophia muncul sebagai simbol puncak ketinggian arsitektur Bizantium.
Pada dasarnya, asal mula masjid Aya Sofia ialah akibat adanya pengembangan Turki Usmani Pada 27 Mei 1453, yang pada saat itu Konstantinopel takluk oleh tentara Islam di bawah pimpinan Muhammad II bin Murad II atau yang terkenal dengan nama Al-Fatih yang artinya sang penakluk. Saat berhasil menaklukkan kota besar Nasrani itu, Al-Fatih turun dari kudanya dan melakukan sujud syukur. Ia pergi menuju Gereja Hagia Sophia.Namun saat ia sedang bersujud syukur,ia mendengar seseorang memukul-mukul tonggak marmer gereja.Setelah ia melihatnya,ternyata yang memukul-mukul tonggak tersebut ialah seorang tentaranya yang berasal dari Anatoli.Ia sangat marah dan hamper saja menebas leher sang tentara. Saat itu juga, ia melarang siapapun untuk merusak bangunan tersebut.Hal ini dikarenakan,bangunan gereja Hagia Sophia diubah fungsinya menjadi masjid yang diberi nama Aya Sofia.
Pada hari Jumatnya, atau tiga hari setelah penaklukan, Aya Sofia langsung digunakan untuk shalat Jumat berjamaah. Sepanjang kekhalifahan Turki Usmani, beberapa renovasi dan perubahan dilakukan terhadap bangunan bekas gereja Hagia Sophia tersebut agar sesuai dengan corak dan gaya bangunan masjid.
Pada masa Sultan Murad III, pembagian ruangnya disempurnakan dengan mengubah bagian-bagian masjid yang masih bercirikan gereja. Termasuk, mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit dan menutupi hiasan-hiasan asli yang semula ada di dalam Gereja Hagia Sophia dengan tulisan kaligrafi Arab. Altar dan perabotan-perabotan lain yang dianggap tidak perlu, juga dihilangkan.Begitu pula patung-patung yang ada dan lukisan-lukisannya sudah dicopot atau ditutupi cat. Lantas selama hampir 500 tahun bangunan bekas Gereja Hagia Sophia berfungsi sebagai masjid yang memiliki keistimewaan tersendiri. Keistimewaan Masjid Aya Sofia tersebut dapat kita lihat pada salah satu bagian yaitu pada bangunan kubahnya dengan diameter 30 meter dan tinggi mencapai 54 meter interior yang dihiasi dengan mosaik dan fresco .
Selama beberapa tahun, bangunan hagia sofia beralih fungsi dari gereja menjadi sebuah masjid.Perubahan drastis terjadi di masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk di tahun 1937. Penguasa Turki dari kelompok Muslim nasionalis ini melarang penggunaan bangunan Masjid Aya Sofia untuk shalat, dan mengganti fungsi masjid menjadi museum. Mulailah proyek pembongkaran Masjid Aya Sofia. Beberapa desain dan corak bangunan yang bercirikan Islam diubah lagi menjadi gereja.
Museum Aya sofia jika tampak dari luar ukuran kubahnya akan terlihat begitu besar dan tinggi. Ukuran tengahnya 30 meter, tinggi dan fundamennya sekitar 54 meter. Dan ketika memasuki area bangunan, kita dapat melihat keindahan interior yang dihiasi mosaik dan fresko. Tiang-tiangnya terbuat dari pualam warna-warni. Sementara dindingnya dihiasi beraneka ragam ukiran.
Sejak difungsikan sebagai museum, para pengunjung bisa menyaksikan budaya Kristen dan Islam bercampur menghiasi dinding dan pilar pada bangunan Aya Sofia. Bagian di langit-langit ruangan di lantai dua yang bercat kaligrafi dikelupas hingga mozaik berupa lukisan-lukisan sakral Kristen peninggalan masa Gereja Hagia Sophia kembali terlihat. Sementara peninggalan Masjid Aya Sofia yang menghiasi dinding dan pilar di ruangan lainnya tetap dipertahankanSejak saat itu, Masjid Aya Sofia dijadikan salah satu objek wisata terkenal di Istanbul oleh pemerintah Turki. Nilai sejarahnya tertutupi gaya arsitektur Bizantium yang indah memesona.Menjadi Inspirasi dalam Perkembangan Arsitektur Islam.
Desain dan corak bangunan Aya Sofia sangat kuat mengilhami arsitek terkenal Turki Sinan (1489-1588) dalam membangun masjid. Sinan merupakan arsitek resmi kekhalifahan Turki Usmani dan posisinya sejajar dengan menteri. Kubah besar Masjid Aya Sofia diadopsi oleh Sinan--yang kemudian diikuti oleh arsitek muslim lainnya--untuk diterapkan dalam pembangunan masjid.
b.Masjid Agung Sulaiman
Masjid Agung Sulaiman merupakan salah satu karya terbesar Sinan yang mengadopsi gaya arsitektur Aya Sofia.Masjid ini dibangun pada pemerintahan Sultan Sulaiman di Istanbul yang dibangun pada tahun (1550-1557).Dan seperti halnya Aya Sofia, masjid yang kini menjadi salah satu objek wisata dunia itu juga memiliki interior yang megah, ratusan jendela yang menawan, marmer mewah, serta dekorasi indah.
Masjid Sulaiman menampilkan corak arsitektur yang secara simbolis memperlihatkan kemegahan masjid sebagai sarana keagamaan.Corak ini dapat dilihat dari bentuk menara yang langsing dan tinggi yang seolah-olah muncul lengkungan kubah yang melesat lepas ke ketinggian.Corak arsitektur lainnya yang dapat kita lihat ialah pada bentuk seni kaligrafinya.Sedangkan interriornya mengambil bentuk rlief-relief yang merupakan perpaduan dari kebudayaan local.Didalam masjid terdapat empat ruang, yaitu mihrab,mimbar ,’iwan dan shahn. Sedang bagian luarnya terdapat kolam hiasnya.

2.Istana
Istana merupakan pusat pemerintahan bagi bangsa Turki.Bangunan ini terletak di Istambul yang biasa disebut dengan _The Topkapi Saray_dibgi menjadi dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar.Bagian dalam terdiri atas kamr-kamr pribadi sang penguasa, dpur kerajaan, dan sekolah untuk melatih budak untuk dipekerjakan.Sedangkan bagian luar digunakan sebagai kantor administrasi kemiliteran dan sipil, kantor bagi kalangan ulama istana,staf dapur dan tukang kebun.
Adapun corak arsitektur istana, terdapat beberapa hiasan berupa lukisan-lukisan, baik berupa gambar makhluk hidup maupun berupa relief-relief. Lukisan-lukisan tersebut merupakan perpaduan karya-karya para pelukis yang didatangkan oleh Sultan Sulaiman dari Eropa dan ,yaitu Mechior Lorck dan Peter Goeck van Alost.Sedangkan dari para muslim sendiri, yaitu Taifik Pasha dan Ibrahim Pasha.

3.Rumah Sakit dan Sekolah

Pada masa dinasti Usmaniah,corak arsitektur rumah sakit dan sekolah berbentuk “bayangan” masjid dan berwarna khusus. Setiap pintu berbentuk melengkung seperti kubah. Hal ini mencerminkan nuansa Islami.

4.Tata Kota

Dalam menata kota pemerintahan dinasti Usmaniah mengirim beberapa arsiteknya untuk belajar ke Negara –negara eropa guna memperoleh desain kota yang ba ik.Diantara para arsitek tersebut yang ikut mengatur Tata kota bangsa Usmani ialah Sinan dan Hayrudin. Berbekal pengalaman belajar mereka ke eropa, Mereka kemudian melakukan serangkaian perombakan tata kota dinasti Usmaniah.Dan walau mereka telah diutus untuk mempelajari seni arsitektur pada bangsa eropa, namun mereka tidak merombak secara total bentuk arsitektur yang ada pada kebudayaan local.Keduanya justru banyak mengedepankan corak-corak arsitektur yang bernuansa Islami.Adanya akumulasi antara disain bangsa eropa dan Islami tersebut justru menghasilkan disain tata kota daulah Usmaniah yang sangat asri dan indah.Sehingga sangat harmonis bila dipandang mata.








BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah diulas pada bab pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bangsa Usmani merupakan salah satu bangsa yang ikut bermain peran dalam kedaulahan umat Islam. Bangsa Usmani termasuk bangsa yang berperan penting dalam sejarah, baik dari segi perluasan daerah Islam, maupun dalam perkembangan kebudayaan.Terutama ialah dalam perkembangan seni arsitekturnya.
Berdasarkan sejarahnya, daulah Usmani merupakan kedaulahan yang lahir akibat kemunduran dari pemerintahan Islam. Namun berkat kepiawaian dan perjuangan yang gigih atas pendiri kedaulahan ini,yakni Usman, maka bangsa ini kemudian dapat bertahan dan mengembangkan wilayah Islam hingga ke benua Eropa.
Letak geografis yang sangat strategis sangat membantu kedaulahan ini dalam meluaskan dan mengembangkan kedaulahan islam ini hingga ke negara-negara lain diEropa. Dan bersamaan dengan perluasan tersebut, kedaulahan ini berhasil pula dalam mengembangkan kebudayaan yang ada dengan kebudayaan daerah-daerah lainnya yang telah berhasil mereka jajah. Dan tak canggung –canggung, bangsa Usmaniah pun dapat mengasimilasikan kedua budaya dari masing-masing negara.Salah satunya ialah budaya dalam bidang seni,yaitu seni arsitektur local dengan seni arsitektur eropa. Namun demikian, mereka tetaplah mengedepankan karekteristik seni arsitektur masyarakat Islam yang bernuansa Islami. Maka berdasarkan adanya perpaduan kebudayaan tersebutlah maka seni arsitektur Islam pada kedaulahan Usmani memiliki corak yang sangat unik, cantik, dan specifik sehingga berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya.
Dan bila dicermati secara seksama, berbagai corak arsitektur ( seperti masjid, istana, rumah sakit, sekolah dan bangunan-bangunan hasil tata kota lainnya ) pada masa kedaulahan Usmaniah ini sangatlah bernuansa agamis.Maka jika dicermati lebih dalam lagi,hampir semua hasil seni arsitektur hasil Sinan dan Hayrudin ini banyak menggunakan model arsitektur masjid.
Perkembangan arsitektur pada masa dinasti Usmaniah yang begitu pesat ini tidak dapat dilepaskan dari factor-faktor yang mendukung tumbuh dan berkembangnya seni arsitektur ini.Faktor-faktor yang mendukung tersebut antara lain ialah :
1. Letak kedaulahan Usmani yang sangat strategis,yaitu disekitar bangsa Eropa yang ketika itu sudah mulai maju peradabannya.
2. Tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat yang cukup tinggi
3. Pengaruh social-politik kkenegaraan yang sangat menunjang
4. Sikap masyarakat Usmani yang sanagt fleksibel terhadap kebudayaan lainya.

Dan menurut analisa penulis, maka dapat disimpulkan bahwa seni arsitektur Islam pada masa kedaulahan Usmani sudah berkembang dengan baik dan maju.Hal ini dikarenakan, perkembangan dan pertumbuhan seni arsitektur pada masa itu didukung oleh kondisi yang sanagt kondusif.Dan hal ini dapat kita lihat dari hasil-hasil karya arsitek besar pada masa itu yang sangat apik dan cantik.Sehingga hasil arsitek tersebut menjadi legendaries hingga saat ini(Aya Sofia;misalnya).













DAFTAR KEPUSTAKAAN

1.Nizar,Samsul “ Sejarah Pendidikan Islam ”, Jakarta : Kencana , 2007
2.Yatim,Badri “Sejarah Peradaban Islam ”,Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,1997
3.Lapindus,Ira.M,”Sejarah sosial Umat Islam”,Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000
4.Gazalba, Sidi,”Masjid Sebagai Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam ”, Jakarta : Pustaka Alhusna, 1989
5.Hamka,”Sejarah Umat Islam III”,Jakarta : Bulan Bintang, 1975
6.Ahmad,Zainal Abidin,”Sejarah Islam dan Umatnya ”,Jakarta : Bulan Bintang, 1979
7.Amiruddin,Aam,”Bedah Masalah kontemporer” Bandung : Khasanah Intelektual, 2005.

1 komentar:

  1. q minta tolong, bisa dicantumkan footnotenya? supaya bisa merujuk langsung di bukunya. makasih!

    BalasHapus