Minggu, 26 Januari 2014

strategi pembelajaran melalui pemberian penguatan


1.      Konsep tentang Penguatan
a.      Pengertian
Sesuai dengan makna kata dasarnya “kuat”, penguatan( Reinforcement) mengandung makna menambahkan kekuatan pada sesuatu yang dianggap belum begitu kuat [1]. Makna tersebut ditujukan kepada tingkahlaku individu yang perlu diperkuat. Diperkuat artinya dimantapkan, dipersering kemunculannya, dan tidak hilang-hilang timbul. Pada proses pendidikan, tujuan utama yang hendak dicapai melalui proses pembelajaran adalah terjadinya tingkah laku yang baik. Oleh karena itu penguatan dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tingkah laku yang baik dalam pembelajaran.
     Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut.[2]Penguatan dapat ditujukan kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok , juga pada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya penguatan harus dilakukan dengan segera dan bervariasi. Ada beberapa kriteria tingkah laku yang baik dan bernilai positif yang perlu untuk diperkuat,antaralain:
1.      Sesuai harkat dan martabat manusia
2.      Sesuai nilai dan moral
3.      Sesuai tugas perkembangan peserta didik
4.      Sesuai kebutuhan dasar peserta didik
5.      Sesuai tujuan pendidikan / pembelajaran
6.      Sesuai keuntungan dan dampak positif
                                            
b.      Jenis Penguatan[3]
1.      Penguatan positif
Penguatan positif ialah penguatan yang diselenggarakan dengan jalan memberikan hal-hal yang positif berupa pujian,hadiah dan hal-hal yang berharga kepada pelaku tingkahlaku yang dianggap baik dan ingin ditingkatkan lagi frekuensinya. Sifat penguat disini ialah sesuatu yang membuat peserta didik yang bersangkutan merasa dihargai,senang,merasa dirinya berhasi dan hal positif lainnya. Dengan demikian peserta didik merasa termotivasi dan ingin mengulang kembali tingkah laku baiknya.
2.      Penguatan Negatif
Penguatan negatif ialah penguatan yang diberikan berupa pengurangan atas sesuatu yang dirasakan kurang menyenangkan bagi individu peserta didik. Penguat dalam penguatan negatif ini haruslah tetap berupa hal-hal yang menyenangkan bagi pelaku dan diberikan dengan cara mengurangi hal-hal yang selama ini dirasakan sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan dan menjadi beban bagi sipelaku.

c.       Tujuan Penguatan
Pemberian penguatan bertujuan untuk[4]:
1.      Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran
2.      Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
3.      Meningkatkan kegiatan belajar dan membina perilaku yang produktif
4.      Mengarahkan kepada cara berfikir yang baiak dan inisiatif

d.      Prinsip penggunaan[5]
1.      Penuh kehangatan dan keantusiasan
Dalam memberikan penguatan, sikap dan gaya guru,termasuk suara,mimik dan gerak badan menunjukkan kehangatan dan antusias. Dengan demikian akan menghidari kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberi penguatan.
2.      Menghindari penggunaan respon negatif
Dalam memberikan penguatan, selain teguran dan hukuman yang digunakan, guru juga perlu menghindari respon negatif yang akan diberikan, baik berupa komentar, bercanda menghina dan ejekan kasar. Karena itu semua akan mematahkan semangat siswa.
3.      Bermakna bagi siswa
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan.Dengan demikian ia jadi bermakna bagi siswa.

e.       Pertimbangan dalam pemberian penguatan[6]
Pemberian penguatan hanya akan efektif apabila dilaksanakan dengan memenuhi sejumlah pertimbangan,antaralain:
1.      Sasaran penguatan
2.      Waktu pemberian penguatan
3.      Jenis penguat
4.      Cara pemberian penguatan
5.      Tempat pemberian penguat
6.      Pemberi penguat

f.       Komponen Ketrampilan Memberi Penguatan
Penguatan merupakan suatu usaha pada guru agar siswa dapat mengulang kembali tingkah lakunya. Ada beberapa komponen ketrampilan memberi penguatan yang dimiliki guru,antara lain yaitu[7]:
1.      Penguatan verbal, yaitu berupa kata-kata dan kalimat pujian. Adapun bentuk penguatan ini yaitu kata bagus,tepat,puas,dan cerdas.
2.      Penguatan gestural, yaitu berupa bentuk mimik,serakan wajah atau anggota badan yang dapat memberi kesan kepada siswa.Contohnya mengangkat alis, tersenyum, mengacungkan jempol,dll.
3.      Penguatan dengan pendekatan, yaitu dilakukan dengan cara mendekati siswa untuk meyatakan perhatian guru kepada siswa. Misalnya guru duduk dalam kelompok diskusi,berdiri disamping siswa,dll.
4.      Penguatan dengan sentuhan,yaitu pemberian penguatan kepada siswa dengan meyentuh siswa,misalnya berjabat tangan,mengusap rrambut dan memegang bahu
5.      Penguatan dengan memberi kegiatan yang menyenangkan, yakni misalnya meminta siswa memimpin diskusi, meminta siswa membantu temannya,dll.
6.      Penguatan berupa tanda atau benda, yaitu usaha guru dalam menggunakan tanda atau benda sebagai simbol untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif, misalnya komentar terhadap buku catatan, tanda tangan,tanda bintang,dll.

g.      Manfaat Penguatan dalam Pembelajaran
Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat ditujukan kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok , juga pada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, penguatan merupakan ciri penting yang akan memberikan manfaat yang baik bagi siswa. Adapun manfaat yang dapat diperoleh jika guru memberi penguatan secara tepat kepada siswa antara lain:
1.      Penguatan dapat mengaktifkan seluruh individu yang terlibat dalam proses pembelajaran
2.      Penguatan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa
3.      Penguatan dapat mendorong siswa mengetahui kelemahan sendiri dan mendorong untuk memperbaikinya
4.      Penguatan dapat memupuk kerjasama antar siswa
5.      Penguatan merupakan arena yang dapat memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengenali diri dan lingkungannya.

h.      Upaya Memberi Penguatan Kepada Siswa
Para ahli psikologi sudah banyak mengemukakan tentang pentingnya memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Mengingat karena penguatan merupakan salah satu alat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. maka seorang guru dituntut untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui ketrampilannya dalam memberikan penguatan. Dalam hubungan ini terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk memberi penguatan terhadap siswa, antara lain dengan :
1.      Membangkitkan dorongan kepada siswa agar giat belajar
2.      Menjelaskan secara konkret kepada siswa tentang apa yang harus dilakukan setelah akhir pembelajaran
3.      Memberi ganjaran terhadap prestasi yang dicapai siswa sehingga dapat merangsang untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik dikemudian hari.
4.      Memberikan nilai atau angka terhadap setiap hasil pembelajaran
5.      Memberikan pujian secara tepat dan professional
6.      Memberikan tugas yang sesuai dengan kesanggupan siswa
7.      Memberikan hukuman secara adil dan sesuai dengan tingkat kesalahan
8.      Menumbuhkan kebiasaan belajar yang baik
9.      Membantu mengatasi kesulitan yang dijumpai siswa dalam mengikuti pembelajaran
10.  Menggunakan teknik dan metode mengajar yang bervariasi

2.      Konsep tentang Belajar
a.Pengertian Belajar
Menurut Slameto dalam bukunya “ Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menyatakan bahwa :
“Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya[8].
            Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.                   Perubahan terjadi secara sadar
b.                   Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional
c.                   Perubahan bersifat positif dan aktif
d.                  Perubahan bersifat permanen
e.                   Perubahan memiliki arah dan bertujuan
f.                    Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar diklasifikasikan menjadi dua,yaitu[9]:
1.      Faktor Intern
Yang termasuk faktor intern ( dari dalam) yang akan mempengaruhi individu belajar antaralain:
a.       Faktor jasmani, antaralain kesehatan dan cacat tubuh individu
b.      Faktor Psikologi, antaralain intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan
c.       Faktor kelelahan, antaralain kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
2.      Faktor ekstern
Yang termasuk faktor ektern ( dari luar ) yang akan mempengaruhi individu belajar antaralain :
a.       Keluarga
b.      Sekolah
c.       Masyarakat
d.      Lingkungan sekitar
c.

3.      Konsep tentang Motivasi
a.      Pengertian Motivasi
Secara bahasa,motivasi berasal dari kata motive yang berarti kebutuhan, aspirasi atau dorongan. Menurut Utsman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian ini, maka motivasi berarti [10]:
1.      Menggerakkan. Dalam hal ini berarti motivasi menimbulkan kekutan pada individu,membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
2.      Mengarahkan. Dalam hal ini berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkahlaku individu diarahkan terhadap tujuan tertentu.
3.      Menopang. Artinya, dalam hal ini motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkahlaku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

b.      Komponen Motivasi
Motivasi mempunyai tiga komponen utama yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan[11]. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang mereka miliki dengan apa yang mereka harapkan. Menurut Maslow kebutuhan individu dibagi dalam 7 kategori yaitu kebutuhan fisiologi,rasa aman, rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengerti dan estetika. Adapun dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti dari pada motivasi.
c.       Jenis dan Sifat Motivasi
Pendapat mengenai macam-macam jenis motivasi itu ada beberapa macam, antara lain yaitu [12]:
1.      Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua , yaitu physiological drive dan social drive. Physiological drive ialah dorongan yang bersifat fisik , seperti rasa lapar, haus ingin bergerak , dan sebagainya. Sedangkan social drive ialah dorongan yang berhubungan dengan orang lain , seperti dorongan ingin selalu berbuat baik, etis dan estetis.
2.      Sedangkan menurut Wood Worth, klasifikasi motivasi dibagi menjadi dua, yaitu unlearned motives dan learned motives. Unlearned motives ialah motivasi pokok yang tidak dipelajari atau motivasi bawaan. Yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir . Adapun learned motives ialah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti misalnya dorongan untuk belajar sesuatu, mengejar jabatan dan lain sebagainya.
Dan pendapat lainnya tentang macam – macam jenis motivasi ini, Dimyati, dkk dalam bukunya  membagi motivasi menjadi dua macam. Menurut jenisnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Sedangkan motivasi skunder adalah motivasi yang dipelajari. Sebagai contoh, orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar .
Adapun sifat motivasi itu sendiri, beberapa ahli psikologi telah membagi motivasi menjadi dua, antara lain yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi / dorongan yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya.
Seseorang yang mempunyai motivasi atau dorongan yang lahir dari dalam dirinya sendiri akan lebih mudah dalam mencapai suatu keberhasilan dibandingkan dengan orang yang membutuhkan motivasi atau faktor pendorong yang berasal dari luar dirinya. Hal ini terjadi karena adanya inisiatif atau kemauan serta keinginan untuk selalu meraih sesuatu yang diharapkan oleh seseorang yang bermotivasi intrinsik tersebut. Biasanya orang yang demikian memiliki sifat aktif. Lain halnya dengan orang yang memiliki sifat pasif yang selalu harus digerakkan oleh pihak lain sehingga kemauan untuk berusaha meraih cita-cita sedikit lamban.
Kemunculan sifat motivasi bergantung dan dipengaruhi oleh beberapa factor,yakni [13]:
1.        Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong perbuataannya
2.      Sikap guru terhadap kelas; guru yang bijak dan selalu merangsang siswa untuk berbuat kearaah tujuan yang jelas dan bermaknaa bagi kelas akan menumbuhkan sifat intrinsic, tetapi bila guru lebih menitik beratkan pada rangsangan sepihak maka sifat ekstrinsik lebih terlihat.
3.      Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat maka motivasinya condong kepada sifat ekstrinsisk.
4.      Suasana kelas. Suasana yang bebas dan bertanggung jawab lebih merangsang motivasi intrinsic dibanding suasana penuh tekanan dan paksaan.

d.      Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian ini maka berarti motivasi memiliki fungsi sebagai berikut [14]:
1.      Sebagai penolong untuk berbuat / pendorong dalam mencapai tujuan
2.      Sebagai penentu arah perbuatan yakni penggerak kearah yang akan dicapai
3.      Sebagai penyeleksi / pengarah perbuatan sehingga perbuatan manusia senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

e.       Bentuk-bentuk motivasi[15]
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam rangka mengarahkan peserta didik belajar dikelas,antaralain:
1.      Memberi angka
2.      Hadiah
3.      Kompetisi
f.       Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi individu dalam belajar,yaitu[16]:
1.      Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
2.      Penghargaan dan hukuman
3.      Partisipasi
4.      Perhatian
5.      Kematangan individu
6.      Usaha yang bertujuan

g.      Prinsip-prinsip motivasi belajar
Kenneth H.Hoover mengemukankan prinsip-prinsip motivasi belajar sebagai berikut[17]:
1.      Pujian lebih efektif daripada hukuman
2.      Siswa yang memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi belajar.
3.      Motivasi yang bersumber dari dalam individu lebih efektif daripada yang berasal dari luar individu
4.      Penguatan perlu dilakukan bagi tingkah laku yang serasi apabila perbuatan belajar mencapai tujuan
5.      Motivasi mudah menjalar kepada oranglain, sehingga guru harus berminat dan antusias untuk mempengaruhi siswa.
6.      Pemahaman yang jelas terhadap tujuan belajar akan merangsang motivasi belajar yang kuat bagi siswa.
7.      Tugas yang dibebankan sendiri lebih efektif untuk melaksanakannya dari pada tugas yang dipaksakan dari luar dirinya
8.      Ganjaran yang berasal dari luar terkadang perlu dan cukup efektif untuk merangsang minat belajar
9.      Teknik belajar yang bervariasi lebih efektif untuk memelihara minat siswa
10.  Minat khusus yang dimiliki siswa lebih berpengaruh dalam belajar
11.  Kecemasan dan frustasi terkadang dapat membantu siswa lebih baik
12.  Kecemasan yang serius menyebabkan kesulitan belajar
13.  Tugas yang terlalu sulit terkadang menyebabkan frustasi siswa
14.  Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreatifitas
15.  Pengaruh kelompok umumnya lebih efektif dibanding paksaan orang dewasa
h.      Upaya meningkatkan motivasi

A.    Konsep Operasional
B.     DAFTAR PUSTSAKA
Abdul Rahman Shaleh “ Psikologi : Pengantar Dalam Perspektif Islam”, Jakarta : Kencana, 2009
Anwar B.Hasibuan “Psikologi Pendidikan” Medan : Pustaka Medyasarana,2004.
Dimyati;Mudjiono Dkk.2002
Mulyasa, “Menjadi Guru Profesional ”, Bandung: Rosdakarya,2009.
Mustaqim” Psikologi Pendidikan”Jakarta: Rineke cipta,2007.
Ngalim purwanto,”psikologi pendidikan”Bandung: Rosdakarya,2007.
Slameto,”Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya”,Jakarta: Rineke cipta,2003
Syaiful Bahri Djamarah” Psikologi Belajar”Jakarta: Rineke cipta,2008
Oemar Hamalik,”Kurikulum Dan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Wina Sanjaya,”Kurikulum dan pembelajaran”Jakarta: Kencana,2009



[1] Prayitno, hal.137
[2] Mulyasa” Menjadi Guru Profesional”,Bandung: Rosdakarya,2009 hal.77
[3] Prayitno,hal.139
[4] Mulyasa, hal.78
[5] Uzer usman,hal.82
[6] Prayitno,144
[7] Hasibuan,hal.59
[8] Slameto,”Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya”,Jakarta: Rineke cipta,2003,hal.2
[9] Anwar B.Hasibuan “Psikologi pendidikan” Medan : Pustaka Medyasarana,2004 hal.51
[10] Abdul Rahman Shaleh “ Psikologi : Pengantar Dalam Perspektif Islam”, Jakarta : Kencana, 2009

[11] (Dimyati;Mudjiono Dkk.2002:88)
[12] Ngalim purwanto,”psikologi pendidikan”Bandung: Rosdakarya,2007,hal.62
[13] Wina Sanjaya,”Kurikulum dan pembelajaran”Jakarta: Kencana,2009,hal.256
[14] Abdul Rahman Shaleh “ Psikologi ”, Jakarta : Kencana, 2009 hal.204
[15] Syaiful Bahri Djamarah” psikologi belajar”Jakarta: Rineke cipta,2008 hal.158
[16] Mustaqim” Psikologi Pendidikan”Jakarta: Rineke cipta,2007 hal.75
[17] Oemar Hamalik,”kurikulum dan pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara, 2007 hal.114