Rabu, 26 Januari 2011

pendidikan dan kepemimpinan

A. Hakikat Pendidikan dan pendidikan islam
Secara istilah, ada beberapa defenisi tentang pendidikan, antaralain :
1. 1.Jhon A.Laska mengatakan bahwa ” pendidikan itu merupakan satu dari sekian banyak aktivitas yang paling penting yang dapat memanusiakan manusia”.Ini berarti bahwa pendidikan berperan untuk mentransmisikan warisan nilai-nilai kemanusiaan dari generasi ke generasi berikutnya, agar masyarakat manusia itu mampu untuk mempertahankan eksistensisnya sebagai manusia.
2. 2.Arthur K.Ellis menyatakan bahwa ” pendidikan ialah sekumpulan pengalaman belajar seseorang sepanjang hidupnya,tidak hanya dalam bentuk pengalaman belajar yang terorganisir secara formal, tetapi juga seluruh pengalaman belajar dalam bentuk umum. Sedemikian rupa bahwa proses pendidikan itu tidak saja mampu untuk memahami dirinya, namun sekaligus memahami lingkungannya pula.
3. Jhon Dewey : Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan manusia .
4. Weber : ” Education is the process of training and developing the knowledge, skill , mind, character ,etc.
5. UU No.20/2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mmengembangkan potensi dirinya untuk memiiki kekuatan spritual, keagamaan,ppengendalian diri, kepribadian , kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Adapun pendidikan islam, menurut Muzayyin Arifin, ” pendidikan islam ialah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadian peserta didik. Dengan kata lain ini berarti bahwa pendidikan islam merupakan suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yng dibutuhkan oleh manusia, baik untuk urusan dunia maupun akhirat .

B. Hakikat Pemimpin dan Kepemimpinan

1. Hakikat Pemimpin
Secara etimologi, pemimpin dalam kamus lisan Al Arab berasal dari kata al quwad yang berarti menuntun. Makna etimologi ini mengandung indikasi bahwa tempat pemimpin adalah didepan sebagai penunjuk kebaikan dan pembimbing kearah keselamatan .
Secara etimologi, ada beberapa defenisi tentang pemimpin / leader yaitu :
” Leaders are persons others want to follow. Leader are the ones who command the trust and loyalty of followers—the great persons who capture the imagination and admiration of those with whom they deal ”.
” The leader is the person who creates the most effective change in group performance ”.
Dari dua defenisi diatas, maka dapat diindikasikan bahwa pemimpin ialah :
1. Pemimpin bertugas membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan,serta mengomunikasikan gagasannya kepada oranglain.
2. Pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu menciptakan perubahan secara efektif dalam kelompok.




2. Hakikat Kepemimpinan
Para ahli mendefenisikan kepemimpinan secara beragam. Bahkan stogdil membuat kesimpulan bahwa ” there are almost as many defenition of leadership as there are person who have attempt to define the concept” .
Dalam suatu defenisi, ” kepemimpinan pada dasarnya ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan membujuk oranglain untuk melakukan hal –hal yang diperlukan dalam rangka mencapai sasaran yang diinginkan”.
Dari defenisi diatas , maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan meliputi 3 elemen :
1. Kepemimpinan melibatkan konsep relasi ,artinya bahwa kepemimpinan itu adalah interaksi dua orang atau lebih. Tersirat dari defenisi ini bahwa para pemimpin yang high leadership seharusnya memahami bagaimana cara membangkitkan inspirasi dan semangat serta bagaimana dapat melakukan relasi yang baik kepada yang dipimpinnya.
2. Kepemimpin merupakan proses, ini berarti bahwa agar dapat memimpin dengan benar dan efektif, seorang high leader harus melakukan beberapa aktivitas . Sebagaimana pendapat John Gedner,” kepemimpinan itu lebih dari sekedar menduduki suatu posisi otoritas”.
3. Kepemimpinan ialah syndrom influence. Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi dan membujuk orang lain mengambil langkah dan tindakan bersama-sama pemimpin. Cara mempengaruhi dan membujuk oranglain ini dapat melewati beberapa pendekatan, seperti menggunakan otoritasnya, menjadikan dirinya sebagai teladan ,pemberian imbalan dan hukuman maupun restrukturisasi organisasi yang menjanjikan.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa pada dasarnya, kepemimpinan itu mencakup 3 hal :
1. Kekuasaan yakni ialah kekuatan otoritas dan legalitas, untuk memberi wewenang untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan.
2. Kewibawaan yakni kelebihan, keunggulan dan keutamaan untuk mengatur orang lain sehingga mereka bisa patuh dan bersedia melakukan perbuatan yang diperintahkannya.
3. Kemampuan ini adalah segala daya, kesanggupan dan kecakapan, baik secara teknis maupun sosial yang dianggap melebihi orang biasa.

C. Urgensi high leadership dalam pendidikan
Seorang pemimpin ialah pemandu bagi orang-orang yang dipimpinnya. Pendidikan kita membutuhkan pemimpin yang baik saat ini, karena adanya :
1. Krisis keterbelakangan
Kita harus menyadari fakta penting bahwa kita sedang mengalami krisis keterbelakangan yang cukup parah dalam seluruh sendi kehidupan kita, termasuk dalam bidang pendidikan. Kita memiliki metode jitu yang terkandung dalam alqur’an, namun problemnya adalah kita belum dapat mengaplikasikannya secara baik untuk kehidupan kita.
2. Krisis aktivitas
Allah swt berfirman ”Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia ” . Sebagai umat terbaik, saat kita ini tidak dapat menyaksikan kebaikan umat seperti yang dikatakan Rib’i bin amir,”Allah swt telah mengutus kami untuk membebaskan orang-orang yang Ia kehendaki dari penyembahan terhadap makhluk kepada penyembahn terhadap Tuhan, dari dunia yang sempit kepada dunia yang lapang dan dari berbagai kedzaliman.
3. Krisis kesadaran
Tak dapat dipungkiri bahwa kesadaran merupakan perihal yang sangat minim kita miliki saat ini. Khususnya yakni kesadaran akan tanggungjawab kepemimpinan dan amanah. Ketika kesadaran ini menghilang , yang mengemuka adalah rasa cinta terhadap jabatan dan kekuasaan. Dan ini adalah fenomena yang sudah menjamur di bumi kita, termasuk Indonesia.
4. Lemahnya kinerja pemimpin
Salah satu krisis yang sering terjadi dan dialami berbagai institusi secara umum ialah kinerja pemimpin yang sangat lemah. Gejala dan tanda-tandanya dapat kita lihat dari berbagai aspek. Jika pemimpin tak memiliki motivasi dan semangat yang baik, secara tidak langsung , hal ini turut memberi dampak yang signifikan bagi kinerja yang dipimpinnya.
Adapun fungsi kepemimpinan dalam pendidikan antara lain yaitu:
1. Menciptakan tujuan pendidikan yang hendak dicapai
2. Menciptakan suasana yang sehat dan menyenangkan

D. Konsep Dasar High Leadership
Nasib suatu organisasi berada ditangan para pemimpinnya. Dan hal ini mencakup semua jenis organisasi , termasuk lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah dan perguruan tinggi kita. Dalam hal ini, pemimpin memiliki andil yang cukup besar bagi kemajuan dan perkembangan organisasi yang dipimpinnya.
Dewasa ini, para pakar menyatakan bahwa, saat ini kita memiliki pemimpin yang sangat banyak jumlahnya, tetapi diantaranya, mereka yang memiliki ”kepemimpinan” yang efektif jauh lebih sedikit. Inilah latar belakang kita mengapa saat ini kita butuh ” high leadership”. Tujuannya ialah, agar kita memiliki kepemimpinan yang efektif. Yaitu kepemimpinan yang akan membawa kemajuan dan pembaharuan diseluruh bidang bagi kita, termasuk bidang pendidikan. Dari itu maka dapat kita rumuskan bahwa sebenarnya konsep dasar high leadership terkait dengan tiga hal:
1. Kepemimpinan yang efektif
2. Kepemimpinan yang unggul
3. Kepemimpinan yang profesional

E. Kapasitas seorang pemimpin yang dianggap high leadership
Menurut leroy eims ada dua belas ciri pemimpin yang efektif :
1. pemimpin yang bertanggung jawab
2. pemimpin yang memberi teladan
3. pemimpin yang berorientasi pada sasaran
4. pemimpin yang dapat membangkitkan semangat
5. pemimpin yang selalu memperhatikan
6. pemimpin yang dapat mempersatukan
7. pemimpin yang tegas
8. pemimpin yang cakap
9. pemimpin yang komunikatif
10. pemimpin yang efisien
11. pemimpin yang mengajak
12. pemimpin yang maju
Adapun menurut George R.Terry , ada sepuluh sifat yang perlu dimiliki pemimpin yang unggul :
1. kuat
2. tahu tentang relasi insani
3. emosi yang stabil
4. jujur
5. objektif
6. dorongan pribadi
7. komunikatif
8. mampu mengajar
9. sosial yang tinggi
10. mampu manajerial

Sedangkan praktik kepemimpinan yang dapat dipetakan pada pemimpin dan kepemimpinan yang profesional :
1. memiliki pengetahuan luas
2. memiliki visi dan misi, dan program serta strategi jitu dalam mencapai tujuan.
3. Manajerial handal
4. Berkepribadian menarik/ pribadi teladan
5. Jujur, adil, kreatif, kerja keras, disiplin, dan positif thinking
6. Jiwa enterpreunership
7. Membangun networking relationship

F. Konsep islam mengenai seorang pemimpin yang high leadership
Dalam bahasa arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al riayah,al qiyadah atau al zaamah. Dan dalam dunia pendidikan, kata kepemimpinan yang digunakan oleh para ahli ialah al qiyadah.
Dalam islam, kepemimpinan dianggap begitu penting sehingga mendapat perhatian yang besar. Begitu pentingnya kepemimpinan ini, Rasulullah memerintahkan dalam setiap perkumpulan untuk memiliki pimpinan, bahkan dalam jumlah yang kecil sekalipun. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw :
”Dari Abu Said dari abu hurairah bahwa rasulullah saw bersabda” apabila tiga orang keluar bepergian,maka hendaklah mereka menjadikan salah satu sebagai pemimpin”.
Dalam dunia pendidikan, seorang pemimpin diharapkan dapat membawa perubahan-perubahan yang baik dalam berbagai aspek. Dan perubahan-perubahan ini bersifat positif –kontruktif manakala pemimpin pendidikannya berkualitas dan profesional dengan didasari oleh pengalaman, pendidikan dan ketrampilan ( High Leadership ).
Menurut Soebagio Atmodiwirio, kepemimpinan pendidikan saat ini memerlukan perhatian yang utama. Terlebih dizaman yang semakin global ini, dibutuhkan figur pemimpin pendidikan yang mampu melahirkan berbagai konsep pendidikan yang bisa mewadahi perubahan sosisal, ekonomi dan teknologi. Diperlukan kepemimpinan untuk membawa perubahan yang konstruktif disegala bidang. Bukan seorang pemimpin yang destruktif dan sekedar pemegang jabatan yang dapat mengeruk keuntungan bagi sekelompok golongan tertentu. Lebih dari itu, bahkan kepemimpinan yang baik diharapkan mampu untuk melahirkan para peserta didik yang profesional dan berkualitas pula.
Menurut H.A.R Tilaar, ”Pemimpin adalah jendral lapangan yang mengendalikan berbagai strategi dan taktik untuk melaksanakan program yang telah disepakati ”. Dalam situasi darurat, seorang pemimpin bahkan harus mampu menambil tindakan yang berani, cepat dan tepat untuk menyelesaikan masalah yang mendesak. Dan tindakan ini sangatlah membutuhkan kecermatan yang tinggi dan metode yang tepat. Dan hanya pemimpin yang memiliki high leadership lah yang dapat menghadapi segala situasi.
Menurut islam setidaknya ada sifat-sifat yang perlu dimiliki para pemimpin yang baik:
1. Beriman dan bertaqwa
2. Sempurna jasmani
3. Terampil dan berpengetahuan
4. Kelebihan batin
5. Keberanian
6. Adil dan jujur
7. Bijaksana
8. Demokratis
9. Penyantun
10. Paham keadaan umat
11. Ikhlas dan rela berkorban
12. Qona’ah
13. Istiqomah
14. Akhlaqul karimah
G. High Leadership menjawab tantangan globalisasi
Diakibatkan kemajuan ilmu dan teknologi, terutama dalam bidang komunikasi dan transportasi, dunia semakin menjadi tanpa batas. Hal ini tentu akan membawa dampak adanya budaya global diberbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Dalam bidang ekonomi misalnya, akan muncul pasar bebas diseluruh dunia. Sehingga dalam bidang sosial muncul semangat konsumeris yang tinggi. Bahkan tak hanya itu, dalam bidang budaya, akan terjadi pertukaran budaya antar bangsa yang begitu cepat, sehingga inipun akan membawa dampak perubahan/ reformasi dalam bidang pendidikan pula.
Di era globalisasi ini, indonesia mengalami reformasi yang cukup besar disemua bidang, termasuk bidang pendidikan. Reformasi ini diharapkan akan muncul wajah indonesia baru. Wajah baru indonesia itu adalah wajah baru yang akan memunculkan masyarakat madani, yakni masyarakat yang berperadaban dengan menekankan demokratisasi dan hak asasi manusia yang berkeadilan.
Menurut nurcholis majid, masyarakat madani adalah masyarakat yang mengacu pada masyarakat madinah. Ada beberapa ciri dari masyarakat tersebut, antara lain:
1. Masyarakat rabbaniyah yaitu masyarakat yang religius
2. Masyarakat demokratis yakni menghidupkan suasana dengan musyawarah dalam segala hal.
3. Masyarakat toleran yaitu saling menghargai walau dalam kemajemukan
4. Masyarakat berilmu
Dari keinginan untuk membentuk masyarakat madani tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tantangan globalisasi menuntut perhatian yang sungguh-sungguh dari semua lapisan masyarakat di segala bidang termasuk dari pemimpin sendiri. Pada dasarnya tantangan utama bagi pendidikan diera globalisasi adalah masalah kualitas di mana pada era tersebut akan memunculkan kompetisi. Jika berbicara kompetisi maka bicara masalah keunggulan. Menurut tilaar hanya manusia unggullah yang dapat survive dalam kehidupan yang penuh dengan persaingan, karena itu salah satu persoalan yang harus dijawab bagi kepemimpinan adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia.
Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam tersebut, maka beberapa ahli telah berupaya untuk melakukan revitalisasi pendidikan . Revitalisasi ini termasuk pula dalam paradigma kepemimpinan pendidikan. Oleh karena itu disinilah high leadership akan menjawab persoalan peningkatan kualitas manusia ini melalui beberapa perubahan dalam kebijakan kepemimpinan diantaranya :
1. Kepemimpinan dalam hal pola hubungan atasan-bawahan , yang semula bersifat hirarkis – komando diubah menuju kearah kemitraan bersama. Dengan model kepemimpinan demikian , diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan dan seluruh anggota organisasi dapat memberdayakan dirinya dan membentuk rasa tanggung jawab ats tugas-tugas yang diembannya. Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal organisasi, namun justru berkembang dari hati sanubari yang disertai dengan pertimbangan rasionalnya.
2. Pemberdayaan, yaitu merupakan proses pemerdekaan diri , dimana setiap individu dipandang sebagai sosok manusia yang memiliki kekuatan diri manusia ini mempunyai tempat untuk berkembang secara semestinya dalam suatu pendidikan, maka hal ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa bagi kemajuan pendidikan. Oleh karena itu, partisipasi dan keterlibatan individu dalam setiap pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi pertumbuhan pendidikan. Dengan keterlibatan individu dalam pengambilan keputusan memiliki , pada gilirannya akan terbentuk rasa tanggung jawab bersama dalam mengimplementasikan setiap keputusan yang diambil.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdasrkan penjelasan yang telah diuraikan pada bab pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan islam dan kepemimpinan ini merupakan hal yang saling terkait erat. Tanpa pemimpin yang baik , maka pendidikan islam tidak akan dapat direalisasikan dan dicapai secara baik. Dan begitu pula sebaliknya, tanpa pendidikan islam, kita tidak akan dapat melahirkan pemimpinan yang bermoral dan profesional dan kepemimpinannya tidak akan dapat berjalan secara maksimal dan mencapai sasaran yang diinginkan oleh masyarakat , yakni masyarakat yang madani.
Melihat kondisi yang saling terkait diatas , maka dapat kita garis bawahi , sesungguhnya pendidikan islam memiliki fungsi dan peranan yang besar untuk turut andil dalam pembentukan watak kepemimpinan tingkat tinggi. Pendidikan dapat kita jadikan sebagai basis utama bagi lahirnya pemimpin-pemimpin masa depan kita untuk menuju masyarakat yang lebih maju dan berkembang.
Saran
Sebagai generasi penerus bangsa, sangat penting bagi kita untuk terus belajar dan mendalami ilmu-ilmu yang terkait dengan pendidikan islam dan kepemimpinan ini , sehingga dengan demikian, kedepannya kita dapat mencapai kepemimpinan yang baik dan memperoleh pendidikan islam yang dapat terus maju dan berkembang dimasa yang akan datang.









DAFTAR PUSTAKA

1. Arifin, M,” Ilmu Pendidikan Islam “ Jakarta : Bumi aksara, 2003
2. Daulay, Haidar Putra “ Pendidikan Islam dalam pendidikan nasional di Indonesia , Jakarta : Kencana 2004
3. Harahap, Syahrin,” Moral Akademik “ , Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005
4. Hasan, M.Tholhah,” Prospek Islam menghadapi tantangan zaman”, Jakarta: Lantabora Press.2005
5. Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta : Rajawali pers,2005
6. Fadhil, Ahmad, “ Terj.Mencetak Pemimpin” , Jakarta : Khalifa, 2006
7. Mansur, Amril,” Etika dan Pendidikan”, Pekanbaru : LSFK2P , 2005
8. Qamar, Mujamil, ” Manajemen Pendidikan Islam ” , Jakarta : Erlangga,2007
9. Muhaimin, ” Paradigma Pendidikan ” , Bandung : PT.Rosdakarya, 2001
10. ---------------------” Mencari Evidensi Islam”, Jakarta : CV. Rajawali, 1985
11. Permadi, K. Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: Rhineka Cipta, 1996, hlm. 42
12. Wahjosumidjo, ” Kepemimpinan Kepala Sekolah ”, Jakarta : Raja Grafindo, 2005
13. http://wikimu.com/news/display/displayNewaaspx?id=12876
14. http : akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/10/kepemimpinan-pendidikan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar