Wanita itu dinikahi karena empat alasan, sebagaimana
sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam:
عن أبي هريره
رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك
تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك
“Wanita dinikahi karena empat alasan. Hartanya,
keturunannya, kecantikannya,atau agamanya. Pilihlah karena agamanya, niscaya selamatlah
engkau.” (HR:Muslim)
Maka ambilah nanti putriku sebagai isteri sekaligus
sebagai amanah yang kelak kamu dituntut bertanggung jawab atasnya. Dengannya
dan bersamanya lah kamu beribadah kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa, di
dalam suka…di dalam duka. Gaulilah ia secara baik, sesuai dengan yang
diharuskan menurut syari’at ALLAH. Terimalah ia sepenuh hati, kelebihan dan
kekurangannya, karena ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah memerintahkan
demikian:
وَعَاشِرُوهُنَّ
بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا
وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
(Dan gaulilah isteri-isterimu dengan cara yang
ma’ruf. Maka seandainya kalian membenci mereka, karena boleh jadi ada sesuatu
yang kalian tidak sukai dari mereka, sedangkan ALLAH menjadikan padanya banyak
kebaikan.) (An-Nisaa’:19)
Dan ingatlah pula wasiat Nabi -Shallallahu alaihi
wa sallam-:
إستوصوا
بالنساء خيرا فإنهن عوان عندكم
(Pergaulilah isteri-isteri dengan baik. Karena
sesungguhnya mereka itu mitra hidup kalian)
Dan perlakuanmu terhadap isterimu ini menjadi cermin
kadar keimananmu, sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-;
أكمل المؤمن
إيمانا أحسنهم خلقا و خياركم خياركم لنساءهم (الترمذي عن ابي هريرة)
(Mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang
paling baik akhlaqnya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap
isterinya)
Dan kamu sebagai laki-laki adalah pemimpin di dalam
rumah tangga.
الرِّجَالُ
قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا
أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
(Lelaki itu pemimpin bagi wanita disebabkan ALLAH
telah melebihkan yang satu dari yang lainnya dan disebabkan para lelaki yang
memberi nafkah dengan hartanya.) (An-Nisaa’: 34)
Maka agar kamu dapat memimpin rumah tanggamu, penuhilah
syarat-syaratnya, berupa kemampuan untuk menafkahi, mengajari, dan mengayomi.
Raihlah kewibawaan agar isterimu patuh di bawah pimpinanmu. Jadilah suami yang
bertanggungjawab, arif dan lemah lembut , sehingga isterimu merasa hangat dan
tentram di sisimu. Berusahalah sekuat tenaga menjadi teladan yang baik baginya,
sehingga ia bangga bersuamikan kamu. Ya, inilah sa’atnya untuk membuktikan
bahwa kamu laki-laki sejati, laki-laki yang bukan hanya lahirnya.
Kepada putriku…
Saya ingatkan kepadamu akan sabda Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam- :
عن أبي
هريرة؛ قال:- قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
إذا أتاكم من
ترضون خلقه ودينه فزوجوه. إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض
“Jika datang
kepadamu (-wahai para orang tua anak gadis-) seorang pemuda yang kau sukai
akhlaq dan agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah
dan menyebarnya kerusakan di muka bumi.” (HR: Ibnu Majah)
Dan semoga -tentunya- calon suamimu datang dan
diterima karena agama dan akhlaqnya, bukan karena yang lain. Maka hendaknya kau
luruskan pula niatmu. Sambutlah dia sebagai suami sekaligus pemimpinmu.
Jadikanlah perkawinanmu ini sebagai wasilah ibadahmu kepada ALLAH Subhaanahu
wa ta’alaa. Camkanlah sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
لو كنت أمرا
أحد ان يسجد لأحد لأمرت المرءة ان تسجد لزوجها (الترم1ي عن ابي هريرة)
(Seandainya aku boleh memerintahkan manusia untuk
sujud kepada sesamanya, sungguh sudah aku perintahkan sang isteri sujud kepada
suaminya.)
Karenanya sekali lagi saya nasihatkan , wahai putriku…
Terima dan sambutlah suamimu ini dengan sepenuh cinta
dan ketaatan.
Layani ia dengan kehangatanmu…
Manjakan ia dengan kelincahan dan kecerdasanmu…
Bantulah ia dengan kesabaran dan doamu…
Hiburlah ia dengan nasihat-nasihatmu…
Bangkitkan ia dengan keceriaan dan kelembutanmu…
Tutuplah kekurangannya dengan mulianya akhlaqmu…
Manakala telah kamu lakukan itu semua, tak ada gelar
yang lebih tepat disandangkan padamu selain Al Mar’atush-Shalihah, yaitu
sebaik-baik perhiasan dunia. Sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa
sallam-:
الدنيا متاع
وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة ( مسلم)
(Dunia tak lain adalah perhiasan. Dan sebaik-baik
perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.)
Inilah satu kebahagiaan hakiki -bukan khayali- yang
diidam-idamkan oleh setiap wanita beriman. Maka bersyukurlah, sekali lagi
bersyukurlah kamu untuk semua itu, karena tidak semua wanita memperoleh
kesempatan sedemikian berharga. Kesempatan menjadi seorang isteri, menjadi
seorang ibu. Terlebih lagi, adanya kesempatan, diundang masuk ke dalam surga
dari pintu mana saja yang kamu kehendaki. Yang demikian ini mungkin bagimu
selagi kamu melaksanakan sholat wajib lima waktu -cukup yang lima waktu-, puasa
-juga cukup yang wajib- di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan -termasuk menutup
aurat- , dan ta’at kepada suami. Cukup, cukup itu. Sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam-:
إذا صلت
المرأة خمسها وصامت شهرها وحفظت فرجها وأطاعت زوجها
قيل لها:
ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت (أحمد عن عبدالرحمن بن عوف)
(Jika
seorang isteri telah sholat yang lima, puasa di bulan Ramadhan, menjaga
kemaluannya, dan ta’at kepada suaminya. Dikatakan kapadanya: Silahkan masuk ke
dalam Surga dari pintu mana saja yang engkau mau.)
Anak-anakku…,
Melalui rangkaian ayat-ayat suci Al Qur’an dan
Hadits-Hadits Nabi Yang Mulia, kami semua yang hadir di sini mengantarkan
kalian berdua memasuki gerbang kehidupan yang baru, bersiap-siap meninggalkan
ruang tunggu, dan mengakhiri masa penantian kalian yang lama. Kami semua hanya
dapat mengantar kalian hingga di dermaga. Untuk selanjutnya, bahtera
rumah-tangga kalian akan mengarungi samudra kehidupan, yang tentunya tak sepi
dari ombak, bahkan mungkin badai.
Karena itu, jangan tinggalkan jalan ketaqwaan. Karena
hanya dengan ketaqwaan saja ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa akan mudahkan
segala urusan kalian, mengeluarkan kalian dari kesulitan-kesulitan, bahkan
mengaruniai kalian rizki.
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
(Dan barang siapa
yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan berikan bagi nya jalan keluar
dan mengaruniai rizki dari sisi yang tak terduga.)
(Dan barang siapa yang
bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan mudahkan urusannya.)
Bersyukurlah kalian berdua akan ni’mat ini semua.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian separuh dari agama
ini, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian kesempatan
untuk menjalankan syari’at-NYA yang mulia, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa
juga telah mengaruniai kalian kesempatan untuk mencintai dan dicintai dengan
jalan yang suci dan terhormat.
Ketahuilah, bahwa pernikahan ini menyebabkan kalian
harus lebih berbagi. Orang tua kalian bertambah, saudara kalian bertambah,
bahkan sahabat-sahabat kalian pun bertambah, yang kesemua itu tentu
memperpanjang tali silaturahmi, memperlebar tempat berpijak, memperluas
pandangan, dan memperjauh daya pendengaran. Bukan saja semakin banyak yang
perlu kalian atur dan perhatikan, sebaliknya semakin banyak pula yang akan ikut
mengatur dan memperhatikan kalian. Maka, barang siapa yang tidak kokoh sebagai
pribadi dia akan semakin gamang menghadapi kehidupannya yang baru.
Ketahuilah, bahwa anak-anak yang sholeh dan sholehah
yang kalian idam-idamkan itu sulit lahir dan tumbuh kecuali di dalam rumah
tangga yang sakinah penuh cinta dan kasih sayang. Dan tentunya tak akan
tercipta rumah-tangga yang sakinah, kecuali dibangun oleh suami yang sholeh dan
isteri yang sholehah.
Akan tetapi, wahai anak-anakku, jangan takut menatap
masa depan dan memikul tanggung jawab ini semua. Jangan bersedih dan berkecil
hati jika kalian menganggap bekal yang kalian miliki sekarang ini masih sangat
kurang. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa berfirman:
وَلَا
تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
(Artinya: “Dan janganlah berkecil hati juga jangan
bersedih. Padahal kalian adalah orang-orang yang mulia seandainya
sungguh-sungguh beriman.”) (Ali Imran: 139)
Ya, selama masih ada iman di dalam dada segalanya akan
menjadi mudah bagi kalian. Bukankah dengan pernikahan ini kalian bisa saling
tolong-menolong di dalam kebajikan dan taqwa. Bukankah dengan pernikahan ini
kalian bisa saling menutupi kelemahan dan kekurangan masing-masing.
Bersungguh-sungguhlah untuk itu, untuk meraih segala kebaikan yang ALLAH Subhaanahu
wa ta’alaa sediakan melalui pernikahan ini. Jangan lupa untuk senantiasa
memohon pertolongan kepada ALLAH. kemudian jangan merasa tak mampu atau pesimis.
Jangan, jangan kalian awali kehidupan rumah tangga ini dengan perasaan lemah !
احرص على ما
ينفعك. واستعن بالله ولا تعجز
(Bersungguh-sungguhlah kepada yang bermanfa’at
bagimu, mohonlah pertolongan kepada ALLAH, dan jangan merasa lemah!) (HR:
Ibnu Majah)
Terakhir, ingatlah bahwa nikah merupakan Sunnah Nabi -Shallallahu
alaihi wa sallam-, sebagaimana sabdanya:
النكاح من
سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني
(Nikah itu merupakan bagian dari Sunnahku. Maka
barang siapa berpaling dari Sunnahku, ia bukanlah bagian dari umatku.)
Maka janganlah justru melalui pernikahan ini atau
setelah aqad ini kalian justru meninggalkan Sunnah untuk kemudian bergelimang
di dalam berbagai bid’ah dan kema’shiyatan.
salam sehat selalu,
BalasHapuscarmud
This is so nice https://www.ecomparemo.com/personal-loan
BalasHapus