Senin, 05 Maret 2012

Proposal ana

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERI PENGUATAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH HUBBUL WATHAN KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Latar Belakang
Dalam praktik pendidikan, banyak sekali tingkah laku yang ditampilkan oleh peserta didik. Di antara tingkah laku tersebut, banyak yang baik yang perlu diberi penguatan , disamping ada diantaranya juga yang kurang baik yang perlu dihilangkan. Sayangnya, banyak sekali tingkah laku yang baik itu sering terlewatkan begitu saja, dan tidak mendapatkan penguatan. Sehingga tingkah laku yang sebenarnya baik itu, karena tidak mendapatkan perhatian dan penguatan; menjadi mengendur dan akhirnya menghilang. Dan apabila hal ini terjadi terus menerus maka tingkah laku yang baik itu akan semakin langka ( krisis tingkah laku). Biasanya krisis itu akan di sertai dengan membanjirnya tingkah laku yang jelek.
Hal ini tentu saja tidak baik jika terjadi dalam praktik pendidikan kita, khususnya dalam proses pembelajaran. Karena pada hakikatnya pembelajaran itu bukan hanya sebagai transfer of knowledge saja, tapi juga diharapkan sebagai transfer of value.
Proses pembelajaran merupakan proses mengajar yang dilakukan oleh guru dan proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Dalam pendidikan, proses pembelajaran selalu memperhatikan keadaan peserta didik serta menghormati harkat dan martabatnya sehingga peserta didik didik memiliki motivasi yang baik selama proses pembelajaran tersebut.
Motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya motivasi, hasil belajar yang dicapai siswa tidak akan optimal. Dan stimulus belajar yang diberikan oleh guru pun tidak akan berarti.
Hal ini sejalan dengan pendapat Richard A.Vear sebagaimana dikutip oleh Ramayulis dalam bukunya metodologi Pendidikan Agama Islam bahwa motivasi itu ialah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang dan ia akan menentukan keberhasilan aktivitas yang dilakukan orang tersebut .
Dan selanjutnya WH.Burton dalam bukunya “ The Guidance Of Learning Activity “ sebagaimana dikutip oleh Ramayulis menyatakan bahwa :
“Motivasi itu ada dua jenis, yaitu : (1) Motivasi instrinsik (2) Motivasi ekstrinsik. Yang dimaksud motivasi intrinsik ialah suatu daya yang telah ada dalam diri individu yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu, sedangkan yang dimaksud motivasi ekstrinsik ialah segala sesuatu yang berada diluar diri individu yang akan menjadi cemeti baginya untuk berbuat lebih giat.

Dari pendapat Burton diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi itu dipengaruhi oleh dua hal yakni faktor intern dan faktorn ekstern. Sebab itu , perlu diusahakan agar motivasi belajar dapat terpelihara secara baik selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Dalyono dalam bukunya “Psikologi Pendidikan” yang menjelaskan bahwa motivasi belajar itu bisa tumbuh dari dua hal, yakni tumbuh dari dalam dirinya sendiri dan tumbuh dari luar dirinya. Kebutuhan akan belajar pada siswa akan mendorong timbulnya motivasi dari dalam diri siswa, sedangkan stimulus dari guru mendorong timbulnya motivasi dari luar diri siswa .

Dalam proses pembelajaran, guru merupakan sosok yang memiliki peranan yang sangat menentukan. Guru memang bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan, tetapi posisi dan perannya sangatlah penting untuk diperhitungkan. Olehkarena itu, untuk mewujudkan kesuksesan dalam proses pembelajaran, guru harus melengkapi dirinya dengan berbagai aspek yang mendukung ke arah keberhasilan , khususnya keberhasilan dalam membangkitkan motivasi siswanya ketika ia sedang mengajar. Dan ini sejalan dengan pendapat Sardiman dalam bukunya “ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ” yang menyatakan bahwa :
“ Mengajar merupakan aktivitas mengorganisasi lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga akan terjadi proses pembelajaran didalamnya”. Proses pembelajaran akan menghasilkan hasil belajar. Harus diingat bahwa hasil belajar yang optimal itu sangat dipengaruhi oleh Keterampilan mengajar yang dimiliki oleh guru. Guru yang memiliki banyak Keterampilan mengajar, ia akan semakin mudah dalam memotivasi siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal .

Berdasarkan pendapat Sardiman diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal, maka seorang guru itu hendaknya memiliki Keterampilan mengajar yang cukup. Dan sehubungan dengan Keterampilan mengajar yang harus dimiliki guru ini, Mardia Hayati menyatakan bahwa :
“ Ada beberapa Keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki seorang guru, antaralain yaitu:
Keterampilan membuka pelajaran
Keterampilan bertanya
Keterampilan memberi penguatan
Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan menjelaskan
Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan menutup pelajaran
Dari beberapa Keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru diatas, jelaslah bahwa melaksanakan tugas mengajar bagi seorang guru bukanlah perkara yang mudah. Guru dituntut untuk memiliki Keterampilan mengajar yang kompleks, salah satunya ialah guru harus menguasai Keterampilan dalam memberi penguatan.
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut . Berdasarkan pengertian ini, maka pemberian penguatan dianggap dapat memotivasi siswa agar dapat terus melakukan sesuatu hal secara tetap dan berkelanjutan ketika belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Damanhuri Daud yang menyatakan bahwa :
“ Memberi penguatan dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu tanda persetujuan guru terhadap perilaku siswa. Pemberian penguatan secara tepat dalam kelas akan mendorong siswa untuk meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar mengajar. Dan pemberian penguatan secara tepat akan dapat mencapai tujuan guru dalam memelihara motivasi belajar siswa.
Bahkan Prayitno menambahkan pula bahwa penguatan yang sesering mungkin dilakukan oleh guru maka akan membawa siswa cenderung semakin sering melakukan kegiatan yang telah benar dengan motivasi belajar yang tinggi .
Dan ini juga sejalan dengan pendapat Hasibuan yang menyatakan bahwa penguatan itu mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia sehari-hari, yaitu mendorong seseorang untuk memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatan dan usahanya .
Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan merupakan salah satu sekolah yang memiliki guru yang cukup profesional dalam mengajar. Berdasarkan fenomena yang penulis lihat , guru- guru di Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan menggunakan penguatan sebagai alat untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran. Namun berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada 01 April 2011 , penulis masih menemukan beberapa gejala yang mengindikasikan bahwa motivasi belajar siswa di sekolah tersebut masih rendah, gejala tersebut antara lain:
Masih ada siswa yang tidak bersemangat ketika pembelajaran berlangsung
Masih ditemukannya siswa yang mengganggu teman ketika pembelajaran berlangsung
Masih ada sebagian siswa yang tidak mau bertanya ketika menemui kesulitan belajar
Masih terdapat siswa yang mengobrol ketika pembelajaran berlangsung
Masih ada siswa yang mengabaikan tugas yang diberikan guru
Masih terdapat siswa yang menyontek ketika mengerjakan tugas
Masih ada siswa yang terlambat hadir dalam mengikuti pelajaran
Masih ditemukannya siswa yang tidak disiplin dalam belajar
Sehubungan dengan gejala-gejala tersebut di atas, maka timbullah fenomena hasil belajar siswa yang rendah akibat menurunnya motivasi belajar siswa. Berdasarkan fenomena dan akibat yang ditimbulkan ini, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Hubungan antara Keterampilan guru dalam memberikan penguatan dengan motivasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir di Kabupaten Kuantan Singingi” ini.
Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap penelitian yang penulis lakukan, maka penulis merasa perlu untuk memberi penjelasan terhadap istilah – istilah yang terkait dengan penelitian yang penulis teliti yaitu sebagai berikut:
Hubungan : Keadaan berhubungan / saling berkaitan
Keterampilan : Kecakapan untuk menyelesaikan tugas
Penguatan : Yang dimaksud dengan penguatan dalam penelitian ini adalah kecakapan guru dalam merespon peserta didik yang telah melakukan suatu perbuatan, baik itu secara verbal maupun non verbal .
Motivasi Belajar : Adalah adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar, terdapat harapan dan cita-cita masa depan, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya penghargaan dalam belajar dan lingkungan belajar yang kondusif.
Permasalahan
Identifikasi Masalah
Apa saja usaha-usaha yang telah dilakukan oleh guru untuk memberikan penguatan kepada siswa ?
Mengapa motivasi siswa masih ada yang rendah ?
Bagaimanakah bentuk hubungan Keterampilan guru dalam memberi penguatan dengan motivasi belajar siswa?
Apakah ada hubungan yang signifikan antara pemberian penguatan dengan motivasi belajar siswa ?
Seberapa besar hubungan pemberian penguatan oleh guru terhadap motivasi belajar siswa ?
Batasan Masalah
Melihat banyaknya permasalahan yang terkait dengan kajian ini, maka penulis membatasi penelitian ini pada hubungan antara Keterampilan guru dalam memberikan penguatan dan motivasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi.
Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan yang signifikan antara Keterampilan guru dalam memberikan penguatan dan motivasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi ?

Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara Keterampilan guru dalam memberikan penguatan dengan motivasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi


Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan informasi dan masukan penting bagi dunia pendidikan, khususnya bagi sekolah untuk meningkatkan Keterampilan guru dalam memberikan penguatan
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi guru tentang pentingnya peranan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti – peneliti lain dimasa yang akan datang untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang pembelajaran khususnya dalam hal penguatan dan motivasi.
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar S-1 sesuai dengan latar belakang peneliti

E. Kerangka Teoritis
1.Konsep tentang Penguatan
Pengertian
Sesuai dengan makna kata dasarnya “kuat”, penguatan ( Reinforcement ) mengandung makna menambahkan kekuatan pada sesuatu yang dianggap belum begitu kuat . Makna tersebut ditujukan kepada tingkahlaku individu yang perlu diperkuat. Diperkuat artinya dimantapkan, dipersering kemunculannya, dan tidak hilang-hilang timbul. Pada proses pendidikan, tujuan utama yang hendak dicapai melalui proses pembelajaran adalah terjadinya tingkah laku yang baik. Oleh karena itu penguatan dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tingkah laku yang baik dalam pembelajaran.
Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat ditujukan kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok , juga pada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya penguatan harus dilakukan dengan segera dan bervariasi. Ada beberapa kriteria tingkah laku yang baik dan bernilai positif yang perlu untuk diperkuat, antaralain:
Sesuai harkat dan martabat manusia
Sesuai nilai dan moral
Sesuai tugas perkembangan peserta didik
Sesuai kebutuhan dasar peserta didik
Sesuai tujuan pendidikan / pembelajaran
Sesuai keuntungan dan dampak positif

Jenis Penguatan
Penguatan positif
Penguatan positif ialah penguatan yang diselenggarakan dengan jalan memberikan hal-hal yang positif berupa pujian,hadiah dan hal-hal yang berharga kepada pelaku tingkahlaku yang dianggap baik dan ingin ditingkatkan lagi frekuensinya. Sifat penguat disini ialah sesuatu yang membuat peserta didik yang bersangkutan merasa dihargai,senang,merasa dirinya berhasi dan hal positif lainnya. Dengan demikian peserta didik merasa termotivasi dan ingin mengulang kembali tingkah laku baiknya.
Penguatan Negatif
Penguatan negatif ialah penguatan yang diberikan berupa pengurangan atas sesuatu yang dirasakan kurang menyenangkan bagi individu peserta didik. Penguat dalam penguatan negatif ini haruslah tetap berupa hal-hal yang menyenangkan bagi pelaku dan diberikan dengan cara mengurangi hal-hal yang selama ini dirasakan sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan dan menjadi beban bagi sipelaku.



Tujuan Penguatan
Pada proses pendidikan, tujuan utama yang hendak dicapai melalui proses pembelajaran adalah terjadinya tingkah laku yang baik. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, maka dijadikanlah penguatan sebagai salah satu sarana untuk mencapai maksud tersebut. Adapun pemberian penguatan yang dilaksanakan guru kepada siswa bertujuan untuk :
Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran
Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
Meningkatkan kegiatan belajar dan membina perilaku yang produktif
Mengarahkan kepada cara berfikir yang baik dan inisiatif

Prinsip penggunaan
Penuh kehangatan dan keantusiasan
Dalam memberikan penguatan, sikap dan gaya guru,termasuk suara,mimik dan gerak badan menunjukkan kehangatan dan antusias. Dengan demikian akan menghidari kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberi penguatan.
Menghindari penggunaan respon negatif
Dalam memberikan penguatan, selain teguran dan hukuman yang digunakan, guru juga perlu menghindari respon negatif yang akan diberikan, baik berupa komentar, bercanda menghina dan ejekan kasar. Karena itu semua akan mematahkan semangat siswa.
Bermakna bagi siswa
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan.Dengan demikian ia jadi bermakna bagi siswa.



Pertimbangan dalam pemberian penguatan
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memberi penguatan kepada siswa, antaralain yaitu :
Sasaran penguatan
Sasaran atau tingkah laku yang hendak diberi penguatan hendaknya jelas, yakni tingkah laku tersebut baik dan selama ini belum ditampilkan.
Waktu pemberian penguatan
Pelaksanaan pemberian penguatan hendaknya sesegera mungkin ; jangan ditunda karena jika terlambat maka dapat menjadi basi dan tidak efektif.
Jenis penguat
Jenis penguat hendaknya wajar dan tidak terkesan berlebihan. Dan bentuk penguat tidak harus berupa yang mahal,namun juga jangan sampai tanpa makna sama sekali.
Cara pemberian penguatan
Cara memberi penguatan yang dimaksud disini ialah pemberian penguatan yang bervariasi sesuai dengan kewajaran dan bentuk penguatannya.
Tempat pemberian penguat
Untuk keperluan tertentu,sesuai dengan kondisi pemberi penguatan itu sendiri, pelaksanaan pemberian hadiah dapat dilakukan ditempat yang berbeda-beda.Namun perlu diperhatikan,sebelum pemberian hadiah dilakukan ditempat lain,maka terlebih dulu di TKP diberi hadiah pendahuluan seperti ucapan selamat dan pujian.
Pemberi penguat
Pemberi penguat hendaklah orang yang memiliki arti khusus,seperti teman pun dapat memberi penguatan ,namun hal yang penting ialah bahwa pemberian penguatan tersebut ialah sesuatu yang positif bagi si pelaku.
Komponen Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan merupakan suatu usaha pada guru agar siswa dapat mengulang kembali tingkah lakunya. Ada beberapa komponen Keterampilan memberi penguatan yang dimiliki guru,antara lain yaitu :
Penguatan verbal, yaitu berupa kata-kata dan kalimat pujian. Adapun bentuk penguatan ini yaitu kata bagus,tepat,puas,dan cerdas.
Penguatan gestural, yaitu berupa bentuk mimik, raut wajah atau gerakan anggota badan yang dapat memberi kesan kepada siswa.Contohnya mengangkat alis, tersenyum, mengacungkan jempol,dll.
Penguatan dengan pendekatan, yaitu dilakukan dengan cara mendekati siswa untuk meyatakan perhatian guru kepada siswa. Misalnya guru duduk dalam kelompok diskusi,berdiri disamping siswa,dll.
Penguatan dengan sentuhan,yaitu pemberian penguatan kepada siswa dengan meyentuh siswa,misalnya berjabat tangan,mengusap rambut dan memegang bahu.
Penguatan dengan memberi kegiatan yang menyenangkan, yakni misalnya meminta siswa memimpin diskusi, meminta siswa membantu temannya,dll.
Penguatan berupa tanda atau benda, yaitu usaha guru dalam menggunakan tanda atau benda sebagai simbol untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif, misalnya komentar terhadap buku catatan, tanda tangan,tanda bintang,dll.

Manfaat Penguatan dalam Pembelajaran
Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat ditujukan kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok , juga pada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, penguatan merupakan ciri penting yang akan memberikan manfaat yang baik bagi siswa. Adapun manfaat yang dapat diperoleh jika guru memberi penguatan secara tepat kepada siswa antara lain:
Penguatan dapat mengaktifkan seluruh individu yang terlibat dalam proses pembelajaran
Penguatan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa
Penguatan dapat mendorong siswa mengetahui kelemahan sendiri dan mendorong untuk memperbaikinya
Penguatan dapat memupuk kerjasama antar siswa
Penguatan merupakan arena yang dapat memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengenali diri dan lingkungannya.

Upaya Memberi Penguatan Kepada Siswa
Para ahli psikologi sudah banyak mengemukakan tentang pentingnya memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Mengingat karena penguatan merupakan salah satu alat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. maka seorang guru dituntut untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui Keterampilannya dalam memberikan penguatan. Dalam hubungan ini terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk memberi penguatan terhadap siswa, antara lain dengan :
Membangkitkan dorongan kepada siswa agar giat belajar
Menjelaskan secara konkret kepada siswa tentang apa yang harus dilakukan setelah akhir pembelajaran
Memberi ganjaran terhadap prestasi yang dicapai siswa sehingga dapat merangsang untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik dikemudian hari.
Memberikan nilai atau angka terhadap setiap hasil pembelajaran
Memberikan pujian secara tepat dan professional
Memberikan tugas yang sesuai dengan kesanggupan siswa
Memberikan hukuman secara adil dan sesuai dengan tingkat kesalahan
Menumbuhkan kebiasaan belajar yang baik
Membantu mengatasi kesulitan yang dijumpai siswa dalam mengikuti pembelajaran
Menggunakan teknik dan metode mengajar yang bervariasi

2.Konsep tentang Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap individu sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara individu dan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi setiap individu, termasuk siswa. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan disekolah, dirumah maupun ditempat lain.Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah dengan perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Menurut Slameto dalam bukunya “ Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Perubahan terjadi secara sadar
Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional
Perubahan bersifat positif dan aktif
Perubahan bersifat permanen
Perubahan memiliki arah dan bertujuan
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Untuk mendapat perubahan perilaku dalam proses pembelajaran, seorang guru dituntut untuk mampu menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. Ini berarti bahwa guru harus mampu mengorganisasikan lingkungan belajar dengan sebaik-baiknya sehingga siswa dapat belajar dengan motivasi yang tinggi. Terkait dengan hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri, antaralain yaitu :
Faktor Ekstern
Faktor ektern yakni faktor yang berasal dari luar diri yang akan mempengaruhi individu belajar. Faktor tersebut antaralain :
Keluarga
Sekolah
Masyarakat
Lingkungan sekitar
Faktor Intern
Faktor intern yakni faktor yang berasal dari dalam diri yang akan mempengaruhi individu belajar. Faktor tersebut antaralain:
Faktor jasmani, antaralain kesehatan dan cacat tubuh individu
Faktor Psikologi, antaralain intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan
Faktor kelelahan, antaralain kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
Belajar merupakan suatu perilaku. Salah satu kunci kesuksesan siswa dalam belajar adalah adanya motivasi belajar. Menurut Gagne dan Berliner dalam Dimyati ” Belajar dan Pembelajaran”,dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu hal yang memiliki peranan penting dalam belajar. Karena motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang dalam proses belajar.
Secara umum, Utsman Najati menyebutkan bahwa motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas makhluk hidup yang akan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu . Berdasarkan pengertian ini, maka motivasi berarti:
Penggerak perbuatan. Dalam hal ini berarti motivasi akan menimbulkan kekutan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dan motivasi akan menjadikan individu untuk bergerak sesuai cara yang diinginkannya.
Pengarah perbuatan. Dalam hal ini berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkahlaku individu diarahkan terhadap tujuan tertentu.Sehingga individu tersebut akan bergerak sesuai dengan arah dan tujuan yang telah ditentukannya.
Penopang perbuatan. Artinya, dalam hal ini motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkahlaku, sehingga lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. Olehkarena itu,maka individu yang memiliki motivasi akan menjaga tingkah lakunya sesuai dengan gerak dan arah yang telah ditentukannya.
Berdasarkan konsep belajar dan motivasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar ialah kecenderungan siswa untuk mengembangkan diri dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat yang kuat untuk mencapai orientasi dan hasil belajar sebaik mungkin. Dan untuk mengetahui indikator motivasi belajar siswa, Hamzah B.Uno dalam bukunya “ Teori Motivasi dan pengukurannya” menjelaskan bahwa indikator motivasi belajar siswa dapat diklasifikasi sebagai berikut :
Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
Terdapat harapan dan cita-cita masa depan
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Adanya penghargaan dalam belajar
Kegiatan yang menarik dalam belajar
Lingkungan belajar yang kondusif

Komponen Motivasi Belajar
Motivasi belajar mempunyai tiga komponen utama yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan . Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang mereka miliki dengan apa yang mereka harapkan. Menurut Maslow kebutuhan individu dibagi dalam 7 kategori yaitu kebutuhan fisiologi, rasa aman, rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengerti dan estetika. Adapun dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti dari pada motivasi.



Jenis Motivasi
Pendapat mengenai macam-macam jenis motivasi itu ada beberapa macam, antara lain yaitu :
Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua , yaitu physiological drive dan social drive. Physiological drive ialah dorongan yang bersifat fisik , seperti rasa lapar, haus ingin bergerak , dan sebagainya. Sedangkan social drive ialah dorongan yang berhubungan dengan orang lain , seperti dorongan ingin selalu berbuat baik, etis dan estetis.
Sedangkan menurut Wood Worth, klasifikasi motivasi dibagi menjadi dua, yaitu unlearned motives dan learned motives. Unlearned motives ialah motivasi pokok yang tidak dipelajari atau motivasi bawaan. Yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir . Adapun learned motives ialah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti misalnya dorongan untuk belajar sesuatu, mengejar jabatan dan lain sebagainya.
Dan pendapat lainnya tentang macam – macam jenis motivasi ini, Dimyati, dkk dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran membagi motivasi menjadi dua macam. Menurut jenisnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Sedangkan motivasi skunder adalah motivasi yang dipelajari. Sebagai contoh, orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar .

Sifat Motivasi
Beberapa ahli psikologi telah membagi sifat motivasi menjadi dua, antara lain yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi / dorongan yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya.
Seseorang yang mempunyai motivasi atau dorongan yang lahir dari dalam dirinya sendiri akan lebih mudah dalam mencapai suatu keberhasilan dibandingkan dengan orang yang membutuhkan motivasi atau faktor pendorong yang berasal dari luar dirinya. Hal ini terjadi karena adanya inisiatif atau kemauan serta keinginan untuk selalu meraih sesuatu yang diharapkan oleh seseorang yang bermotivasi intrinsik tersebut. Biasanya orang yang demikian memiliki sifat aktif. Lain halnya dengan orang yang memiliki sifat pasif yang selalu harus digerakkan oleh pihak lain sehingga kemauan untuk berusaha meraih cita-cita sedikit lamban.
Kemunculan sifat motivasi bergantung dan dipengaruhi oleh beberapa factor,yakni :
Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong perbuataannya
Sikap guru terhadap kelas; guru yang bijak dan selalu merangsang siswa untuk berbuat kearaah tujuan yang jelas dan bermaknaa bagi kelas akan menumbuhkan sifat intrinsic, tetapi bila guru lebih menitik beratkan pada rangsangan sepihak maka sifat ekstrinsik lebih terlihat.
Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat maka motivasinya condong kepada sifat ekstrinsisk.
Suasana kelas. Suasana yang bebas dan bertanggung jawab lebih merangsang motivasi intrinsic dibanding suasana penuh tekanan dan paksaan.


Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian ini maka berarti motivasi memiliki fungsi sebagai berikut :
Sebagai penolong untuk berbuat / pendorong dalam mencapai tujuan
Sebagai penentu arah perbuatan yakni penggerak kearah yang akan dicapai
Sebagai penyeleksi / pengarah perbuatan sehingga perbuatan manusia senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

Bentuk-bentuk motivasi
Dalam proses pembelajaran, peran motivasi memanglah sangat diperlukan. Dengan motivasi, seorang siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Untuk itu kita harus hati-hati dalam memberi motivasi belajar kepada siswa. Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam rangka mengarahkan motivasi peserta didik dalam belajar dikelas, antaralain sebagai berikut:
Angka
Angka dalam hal ini ialah simbol dari nilai kegiatan belajar. Banyak siswa belajar karena tujuan utamanya ialah untuk memperoleh angka/nilai yang baik. Sehingga untuk memperoleh angka yang baik, maka siswa pun akan belajar lebih baik lagi. Olehkarena itu, untuk memotivasi belajar siswa, hendaknya guru dapat memanfaatkan pemberian angka ini secara baik pula.
Hadiah
Hadiah ialah pemberian penghargaan dari guru kepada siswa yang telah sukses dalam belajar, baik itu berupa benda maupun bentuk –bentuk lainnya yang dapat menarik minat siswa sehingga ia menjadi semakin termotivasi lagi untuk belajar lebih giat.
Kompetisi
Kompetisi dalam hal ini merupakan penciptaan keadaan agar siswa dapat bersaing secara adil dan penuh semangat. Bentuk persaingan ini dapat berupa saingan individu maupun kelompok.
Harga diri
Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dan mempertaruhkan harga dan mempertaruhkan harga diri dalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting
Ulangan
Ulangan atau ujian merupakan salah satu bentuk pemberian motivasi kepada siswa agar mereka semakin giat dalam belajar. Karena biasanya, dengan ulangan siswa ingin memperoleh hasil yang baik melebihi teman-temannya.
Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil belajar, apalagi jika terjadi kemajuan, ini akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam belajar. Semakin ia mengetahui grafik hasil belajarnya,biasanya semakin tinggi pula motivasi pada diri siswa untuk terus belajar.
Pujian
Pujian merupakan ucapan penghargaan apabila siswa berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Pemberian pujian hendaknya dilakukan secara cepat dan tepat agar motivasi belajar siswa tetap terjaga.
Hukuman
Hukuman ialah bentuk ganjaran yang diberikan kepada siswa yang melakukan perilaku negatif dalam belajar. Pemberian hukuman hendaknya diberikan sesuai prinsip pemberian hukuman.
Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar merupakan keinginan dari siswa untuk belajar dan ada maksud untuk belajar. Agar belajar lebih bermakna, guru hendaknya dapat menumbuhkan hasrat yang dimiliki siswa agar semakin giat dalam belajar.
Minat
Pembelajaran akan berjalan dengan lancar jika disertai dengan minat. Minat siswa akan tumbuh karena adanya ketertarikan dan kebutuhannya selama pembelajaran berlangsung.
Tujuan yang diakui
Yaitu tujuan yang harus dicapai karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan bagi siswa. Jika siswa memiliki tujuan belajar yang jelas, maka akan timbul gairah / semangat untuk belajar dengan sendirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Menurut R.Angkowo dan A.Kosasih , motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antaralain :
Faktor intelektual, yaitu tingkat kecerdasan individu dalam usaha memiliki pengetahuan dan mempelajari sesuatu.
Faktor psikologis, yaitu faktor yang timbul dari jiwa individu.
Faktor sosiologis, yaitu faktor yang timbul dari lingkungan.
Faktor Fisiologis,yaitu faktor yang berhubungan dengan jasmani

Prinsip-prinsip motivasi belajar
Kenneth H.Hoover mengemukakan prinsip-prinsip motivasi belajar sebagai berikut :
Pujian lebih efektif daripada hukuman
Siswa yang memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi belajar.
Motivasi yang bersumber dari dalam individu lebih efektif daripada yang berasal dari luar individu
Penguatan perlu dilakukan bagi tingkah laku yang serasi apabila perbuatan belajar mencapai tujuan
Motivasi mudah menjalar kepada oranglain, sehingga guru harus berminat dan antusias untuk mempengaruhi siswa.
Pemahaman yang jelas terhadap tujuan belajar akan merangsang motivasi belajar yang kuat bagi siswa.
Tugas yang dibebankan sendiri lebih efektif untuk melaksanakannya dari pada tugas yang dipaksakan dari luar dirinya
Ganjaran yang berasal dari luar terkadang perlu dan cukup efektif untuk merangsang minat belajar
Teknik belajar yang bervariasi lebih efektif untuk memelihara minat siswa
Minat khusus yang dimiliki siswa lebih berpengaruh dalam belajar
Kecemasan dan frustasi terkadang dapat membantu siswa lebih baik
Kecemasan yang serius menyebabkan kesulitan belajar
Tugas yang terlalu sulit terkadang menyebabkan frustasi siswa
Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreatifitas
Pengaruh kelompok umumnya lebih efektif dibanding paksaan orang dewasa
F.Penelitian yang relevan
1. Skripsi Toni Irawan, Mahasiswa UIN Suska tahun 2011, dengan judul “Pengaruh disiplin terhadap motivasi belajar siswa di SMPN 19 Siak Kec.Tualang Kab.Siak ” yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa cukup kuat dengan persentase 44 % dan kontribusi disiplin sebesar 19.3 %. Maka dengan itu disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan disiplin terhadap motivasi belajar siswa.
2. Skripsi Emi Karyati, Mahasiswa UIN Suska tahun 2007, dengan judul “Pengaruh Kemampuan guru mengadakan interaksi dalam pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa MTs Yaspika Tanjung Balai Karimun” yang menyatakan bahwa kemampuan interaksi guru MTs Yaspika Tanjung Balai Karimun masih rendah dan motivasi belajar siswa juga masih rendah dengan persentase 47.40 %.Maka dengan itu disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kemampuan guru mengadakan interaksi dalam pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa
G.Konsep Operasional
Sesuai dengan judul penelitian ini bahwa variabel yang akan diteliti ada 2 variabel yaitu Keterampilan guru dalam memberi penguatan dan motivasi belajar siswa, maka untuk memberi penjelasan terhadap kerangka teoritis yang telah dipaparkan diatas, penulis mengoperasionalkan kedua variabel tersebut kedalam beberapa indikator sebagai berikut:
1.Keterampilan guru dalam memberi penguatan
Keterampilan guru dalam memberi penguatan dikatakan baik apabila:
Guru sering memuji siswa
Guru mampu melayani siswa dengan baik
Guru mampu mendekati siswa dengan baik
Guru sering memberi senyuman yang bermakna
Guru memberikan penghargaan atas pekerjaan siswa
Guru sering memberi gerakan yang bermakna terhadap siswa
Guru memberikan pekerjaan yang menyenangkan kepada siswa

2.Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa dapat dikatakan tinggi apabila:
Siswa tekun dalam belajar
Siswa ulet dalam menghadapi kesulitan belajar
Siswa mandiri dalam belajar
Siswa bersemangat dalam belajar
Siswa berprestasi dalam belajar
H.Asumsi dan Hipotesis
1. Asumsi
Ada kecenderungan bahwa Keterampilan guru dalam memberi penguatan memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa
Keterampilan guru dalam memberi penguatan akan berbeda-beda
2.Hipotesis
Ha : Ada hubungan antara Keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap motivasi belajar siswa
HO : Tidak ada hubungan antara Keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap motivasi belajar siswa

I. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini ialah guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi. Dan objek penelitian ini ialah hubungan antara Keterampilan guru dalam memberi penguatan dengan motivasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi ”.

J.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei tahun 2011 dan bertempat di MTS Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi.

K.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh guru di Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi sebanyak 13 orang dan siswa di Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi yang berjumlah sebanyak 84 orang. Karena jumlah siswa dalam penelitian ini terlalu banyak, maka penulis menggunakan sampel. Adapun teknik penarikan sampel dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan teknik stratified random sampling, yakni sampel diambil secara acak dan proposional berdasarkan strata kelas . Adapun jumlah sampel siswa kelas VII sebanyak 23 orang , kelas VIII sebanyak 13 orang, kelas IX sebanyak 6 orang. Maka persentase jumlah keseluruhan sampel yaitu 55 orang.

L.Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:


Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan kepada responden, untuk memperoleh data yang sebenarnya. Angket ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui keadaan motivasi siswa.
Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan mengajar guru yang sedang berlangsung di Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wathan Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi.

M.Teknik Analisis Data
Karena penelitian ini meneliti tentang hubungan antara dua variabel dengan jenis data ordinal ,maka penulis menggunakan teknik analisa data penelitian ini melalui uji teknik korelasi koefesien kontingensi yakni dengan rumus sebagai berikut :
C= √(X^2/(X^2+N))


Adapun X^2 diperoleh dengan rumus:
X^2 = ∑▒(( f_(o-f_t )))/f_1



Adapun interpretasinya ialah :
φ= C/√(1-C^2 )

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anas Sudjiono, 2009, “Pengantar Statistik Pendidikan”, Jakarta : Rajawali Pers
Abdul Rahman Shaleh, 2009, “ Psikologi : Pengantar Dalam Perspektif Islam”, Jakarta : Kencana
Anwar B.Hasibuan, 2002, “Psikologi Pendidikan” Medan : Pustaka Medyasarana,2004.
Dalyono, 2009 ,“ Psikologi Pendidikan”, Jakarta : Rineke Cipta
Daud, 2006, Damanhuri,dkk “Pemantapan Kemampuan Mengajar”, Pekanbaru : Unri Press
Dimyati;Mudjiono Dkk : 2006, “Belajar dan Pembelajaran”, Jakarta : Rineke Cipta
Hamzah B.Uno,2007, ” Teori Motivasi dan pengukurannya” Jakarta:Bumi Aksara
Hartono, 2008, “Metodologi Penelitian Pendidikan” Pekanbaru : Zanafa Publishing
Hasibuan, 1997, “ Proses Belajar Mengajar ” Bandung : Rosdakarya

http://massofa.wordpress.com/2010/01/25/penguatan-variasi-dan-Keterampilan-menjelaskan-dalam-mengajar/02/04/2011/15.03
http://kamusbahasaindonesia.org/hubungan#ixzz1chye2tq0

http://kamusbahasaindonesia.org/terampil#ixzz1chzhAwdz

Mardia Hayati, 2009, “Design Pembelajaran” Pekanbaru : Yayasan Pustaka Riau
Mulyasa, 2009, “Menjadi Guru Profesional ”, Bandung: Rosdakarya
Mustaqim, 2007, ” Psikologi Pendidikan”Jakarta: Rineke cipta
Nana Syaodih Dinata,2006, “Metode Penelitian Pendidikan”, Bandung : Rosdakarya
Ngalim purwanto, 2007, ”Psikologi Pendidikan”Bandung: Rosdakarya
Oemar Hamalik, 2007 , “Kurikulum Dan Pembelajaran”, Jakarta: Bumi Aksara
Prayitno, 2009, “Dasar Teori dan Praktis Pendidikan”, Jakarta: Grasindo
Sadiman, 2010, “ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar” Jakarta : Rajawali Pers
Slameto, 2003, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya”, Jakarta: Rineke cipta
Sugiyono, 2009, “Metode Penelitian Administrasi”, Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 2002, “Metodologi Penelitian Pendidikan”Jakarta: Rineke Cipta
Syaiful Bahri Djamarah, 2008 , “Psikologi Belajar”, Jakarta: Rineke cipta
Ramayulis, 2005 , “Metodologi PAI ”, Jakarta : Kalam Mulia
Uzer Usman, 2006, “Menjadi Guru Profesional ” Bandung : Rosdakarya
Wina Sanjaya, 2009, “Kurikulum dan pembelajaran”, Jakarta: Kencana